kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Askes membidik premi Rp 800 miliar


Selasa, 08 Februari 2011 / 10:47 WIB
Askes membidik premi Rp 800 miliar
ILUSTRASI. LAYANAN BPJS KESEHATAN


Reporter: Christine Novita Nababan |

JAKARTA. PT Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes) terus merangkul pemerintah daerah/kota untuk menjalankan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum (PJKMU). Askes menargetkan, sebanyak 350 pemerintah daerah/kota akan mengikuti PJKMU pada tahun ini. Bila itu berhasil, total pendapatan premi yang masuk ke kantong Askes mencapai Rp 800 miliar.

Hingga 31 Januari 2011, baru 232 kabupaten/kota yang mengikuti PJKMU dan menghasilkan pendapatan premi sebesar Rp 600 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari akhir tahun 2010 yang hanya 149 kabupaten/kota. "Peningkatan ini bukan untuk bisnis Askes, tapi untuk kepentingan masyarakat," ungkap Wahyu Handoko, Kepala Divisi Kemitraan dan Pemasaran Askes, kemarin.

Memang, 95% premi pembayaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) itu tidak masuk ke kas Askes. Dana tersebut masuk ke biaya pelayanan kesehatan masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung. Sisanya, untuk biaya operasional dana kelolaan.

Biaya pelayanan kesehatan langsung itu misalnya, pembayaran layanan di rumah sakit dan penyediaan obat-obatan. Sementara, biaya tidak langsung seperti dana pengurusan administrasi dan kartu peserta PJKMU.

Bahkan, bila pos biaya langsung dan hasil kelolaan masih ada sisa, Askes akan mengembalikan dana itu ke kas daerah pemda yang bersangkutan. Askes tidak akan memasukan sisa dana itu sebagai keuntungan. "Sebab program ini bersifat kemitraan,” terang Wahyu.

Asal tahu saja, anggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan masyarakat setiap daerah berbeda-beda, tergantung kemampuan masing-masing daerah. Dari catatan Askes, setiap daerah harus merogoh kocek Rp 5.000-Rp 17.000 per orang.

Direktur Utama Askes I Gede Subawa mengklaim, bila PJKMU sudah merata di semua daerah, Askes akan menjadi perusahaan nirlaba. Dengan demikian, memudahkan Askes menyesuaikan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). "Premi dari daerah itu merupakan dana amanat yang akan selalu dikembalikan keuntungannya ke mereka," ujar Subawa.

Secara bisnis, Askes mengincar perolehan premi pada tahun 2011 sebesar Rp 8,15 triliun atau naik 15% dibandingkan tahun 2010. Angka itu terdiri dari perolehan premi murni Askes Rp 7 triliun dan anak usahanya, PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia
Rp 1,15 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×