Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Asuransi Kredit Indonesia alias Askrindo berfokus untuk menambah porsi investasi pada surat berharga negara (SBN). Tujuannya untuk memenuhi aturan regulator soal kewajiban penempatan dana di obligasi pemerintah.
Antonius Chandra, Direktur Utama Askrindo bilang sampai tahun 2015 berakhir instrumen deposito masih jadi tempat terbesar dalam investasi Askrindo. Lebih dari 70% dana investasi disimpan di keranjang tersebut.
Sementara hampir 20% dana investasi dipakai untuk penyertaan saham di tiga anak usaha perseroan.
Lalu sisanya berada di instrumen surat berharga. "Semuanya berupa SBN karena kami memang tidak membeli obligasi korporasi," kata Antonius, Rabu (13/4).
Ia mengakui, porsi investasi di SBN memang harus ditambah lagi. Dalam POJK nomor 1 tahun 2016, asuransi umum memang diberi waktu dua tahun untuk setidaknya memiliki porsi investasi SBN sebanyak 20%. Namun ia menargetkan perusahaannya sudah bisa memenuhi aturan tersebut di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News