Sumber: KONTAN |
JAKARTA. PT Asuransi Artarindo berniat memperluas pasar pada tahun kerbau ini. Selama ini, perusahaan asuransi yang bernaung di bawah Grup Astra ini lebih banyak melayani kebutuhan perusahaan terafiliasi. Perolehan premi Artarindo dari perusahaan satu grup mencapai 90% dari total preminya.
Direktur Artarindo Suhartono mengatakan, ekspansi tersebut bertujuan memperbaiki kinerja keuangan perusahaan. “Sejauh ini, kami masih berkonsentrasi ke dalam grup sendiri. Jadi hasilnya tidak terlalu besar," bebernya. Untuk menggenjot penerimaan preminya, Artarindo ingin menyasar pasar di luar Grup Astra.
Sampai penghujung tahun 2008, Artarindo memperoleh pendapatan premi sekitar Rp 30 miliar. Pendapatan premi tersebut mayoritas berasal dari lini bisnis properti. Premi dari properti setara dengan 60% dari seluruh pendapatan Artarindo. Sedangkan pendapatan premi dari lini bisnis asuransi kendaraan bermotor berkisar 30% - 35%.
Suhartono menambahkan, rencana Artarindo menggarap pasar di luar Grup Astra tersebut telah disampaikan kepada dua pemegang sahamnya, yakni PT Surya Husada Investment dan PT Budiman Kencana Lestari. Kedua pemegang saham menanggapi positif rencana Artarindo memperluas segmen pasar.
Untuk memuluskan langkah perluasan pasar itu, Artarindo tengah merancang beberapa produk asuransi baru. Produk baru itu akan melengkapi produk lama yang sekarang sudah dipasarkan Artarindo.
Salah satu produk baru Artarindo adalah custom bond atau asuransi pabean. Dalam penilaian Artarindo, custom bond punya pasar yang luas.
Suhartono berharap, produk baru ini bisa dipasarkan dalam waktu dekat. Dengan begitu, produk ini sudah memberikan kontribusi pendapatan pada perusahaan tahun ini juga.
Pengelola Artarindo punya alasan kuat mengapa ingin melepas produk baru di tahun ini. Asuransi properti yang selama ini menjadi andalan perusahaan, terus mengalami penurunan tarif premi.
Suhartono juga menambahkan, pemegang saham sudah berkomitmen menyuntik modal sesuai aturan yang berlaku. Saat ini, modal sendiri Artarindo telah mencapai sekitar Rp 42 miliar. Jumlah ini sudah lebih tinggi dari ketentuan modal minimum asuransi, yaitu Rp 40 miliar.
Pemegang saham, kata Suhartono, juga berniat memenuhi modal sebesar Rp 70 miliar pada tahun 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News