Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Johana K.
JAKARTA. Persaingan penjualan produk asuransi lewat bank atau yang dikenal dengan bancassurance semakin seru. Pasar yang masih terbuka mendorong sejumlah asuransi kelas dunia berebut masuk ke ceruk ini. Terakhir, Prudential Plc menggandeng United Overseas Bank (UOB) menggarap pasar ini.
Prudential menjadikan UOB sebagai kanal distribusi setelah membeli unit asuransi bank asal Singapura tersebut. Kesepakatan senilai US$ 428 juta itu ditandatangani Rabu pekan lalu (6/1). Lewat deal tersebut, perusahaan asuransi asal Inggris itu berhak menjual produk lewat 414 cabang UOB di Singapura, Thailand, dan Indonesia.
Kesepakatan di level regional ini tentu memanaskan persaingan bisnis bancaassurance di Indonesia. Maklum, negeri ini punya posisi strategis karena potensi pasarnya masih sangat besar. Riset Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pernah menyebutkan, dari 220 juta penduduk, hanya sekitar 3% yang sudah memegang polis asuransi jiwa.
Meski kompetisi bakal makin ketat, menurut Christine Setyabudhi, Presiden Direktur Asuransi Cigna, ekspansi Prudential tidak berdampak langsung terhadap penguasaan pasar. “Market bancaasurance di Indonesia masih sangat besar, jadi tiap perusahaan punya fokus dan segmen pasar sendiri untuk bertumbuh,” katanya kepada KONTAN, Rabu (13/1).
Christine menjelaskan, pembelian unit asuransi UOB oleh Prudential memang akan menciptakan eksklusivitas di UOB. "Sehingga tidak memungkinkan asuransi lain untuk masuk ke bank tersebut," ujarnya. Tapi, UOB hanya salah satu bank yang memasarkan bancaassurance, masih banyak bank lain yang bisa diajak kerjasama.
Saat ini, Cigna menjalin kerjasama dengan 22 bank. "Kami akan mempertahankan penetrasi kami di bancassurance melalui partner yang sudah ada," kata Christine.
Jumlah mitra itu akan ditambah lagi hingga menjadi 26 bank pada tahun ini. “Kami sedang melakukan penjajakan dengan empat bank,” katanya. Kontribusi bancaassurance terhadap pendapatan premi Cigna mencapai 90%.
Asuransi Jiwa Manulife Indonesia juga akan menggenjot perolehan premi dari bancassurance. Menurut Adi Purnomo, Vice President Director & Chief Operating Officer PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, saat ini bank masih menjadi saluran efektif memasarkan asuransi. “Bank merupakan salah satu jalur distribusi alternatif selain pemasaran lewat agen dan broker. Di sini trennya sedang meningkat,” kata Adi.
Di Manulife, penjualan produk lewat agen masih dominan. Kontribusinya mencapai 70% dari total premi. Namun ke depan, komposisi ini akan berubah hingga menjadi seimbang. “Kami akan memperbanyak lagi kerjasama dengan bank,” katanya.
Adi tak menyebutkan bank apa yang akan dirangkul Manulife. Ia hanya bilang, sampai 2009 lalu, Manulife sudah bermitra dengan 12 bank.
Strategi paling unik diperlihatkan Allianz Life Indonesia. Ketika para kompetitor sibuk menjalin kerjasama dengan bank-bank besar, Allianz justru menggandeng bank pembangunan daerah (BPD).
"BPD itu fokus pada pengembangan daerah tempat didirikannya. Kerjasama dengan mereka bakal menambah jangkauan produk dan layanan Allianz ke seluruh pelosok Indonesia," jelas Anita Ekasari, Chief Bancassurance Officer Allianz Life Indonesia. Hingga saat ini Allianz sudah bermitra dengan tujuh bank umum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News