Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangkaian bencana banjir besar melanda sejumlah wilayah Indonesia sepanjang 2025. Setelah banjir besar yang menerjang Bali pada September lalu, bencana serupa kembali terjadi di beberapa daerah di Sumatra.
PT Asuransi Asei Indonesia menilai rentetan bencana tersebut menjadi pengingat nyata bahwa risiko bencana di Indonesia sangat tinggi dan tidak dapat dihindari.
Karena itu, kebutuhan terhadap asuransi bencana dinilai semakin relevan bagi individu, pelaku usaha, hingga pemerintah daerah.
“Asuransi bukan hanya instrumen proteksi, melainkan bagian dari strategi pembiayaan risiko bencana agar pemulihan dapat berjalan lebih cepat dan terukur,” ujar Direktur Utama Asuransi Asei Dody Dalimunthe kepada Kontan.co.id, Selasa (2/12/2025).
Baca Juga: Perkuat Ekosistem Haji dan Umrah, Bank Muamalat Gandeng Ayuberga
Prospek Asuransi Bencana Terus Meningkat
Dody mengatakan prospek asuransi bencana ke depan akan semakin cerah, terutama jika didorong melalui edukasi publik, pemberian insentif, serta dukungan kebijakan pemerintah terhadap perlindungan risiko berbasis asuransi.
Ia menegaskan Asuransi Asei siap menyediakan solusi perlindungan yang komprehensif dan sesuai karakteristik risiko bencana di Indonesia.
Mitigasi Risiko Klaim
Maraknya kejadian bencana sekaligus berpotensi meningkatkan beban klaim asuransi. Untuk itu, Asei menyiapkan langkah mitigasi guna menjaga stabilitas klaim.
“Langkah yang kami lakukan antara lain menyiapkan rencana kontinjensi penanganan klaim, termasuk percepatan verifikasi dan koordinasi dengan loss adjuster, serta pemetaan awal terhadap eksposur risiko yang terdampak,” jelas Dody.
Baca Juga: Ubah Nama, OJK Beri Izin Usaha PT MCP Insurance Broker
Secara finansial, ia memastikan posisi likuiditas dan buffer permodalan Asei berada pada level sehat sehingga perusahaan tetap mampu memenuhi kewajiban klaim tepat waktu, termasuk terkait banjir di Bali dan Sumatra.
“Meskipun demikian, kami melakukan penguatan manajemen risiko, termasuk meninjau struktur reasuransi dan menyesuaikan cadangan teknis untuk memastikan perlindungan optimal terhadap akumulasi risiko bencana,” ujarnya.
Kinerja Klaim dan Permodalan
Saat ini, Asuransi Asei masih mendata polis-polis terdampak di dua provinsi tersebut. Mengacu laporan keuangan perusahaan, Asei mencatat total klaim sebesar Rp 388,41 miliar per Oktober 2025.
Adapun tingkat Risk Based Capital (RBC) mencapai 140,22%, masih berada di atas ketentuan minimum regulator sebesar 120%.
Selanjutnya: Ada yang Turun Dalam, Cek Harga Emas Galeri 24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini (3/12)
Menarik Dibaca: Ada yang Turun Dalam, Cek Harga Emas Galeri 24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini (3/12)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













