Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Central Asia (ACA) menyatakan ada sejumlah tantangan yang masih dirasakan industri asuransi umum.
Kepala Divisi Corporate Communication ACA Ody Mahendra mengatakan sejumlah tantangan yang dihadapi saat ini, seperti persaingan tarif premi, penetrasi pasar yang masih rendah, serta kebutuhan inovasi produk dan layanan.
Selain itu, Ody mengatakan industri asuransi umum juga dihadapkan tantangan seperti implementasi regulasi baru, yaitu International Financial Reporting Standards (IFRS) 17.
Baca Juga: Industri Perasuransian Terbebani Pemenuhan Implementasi PSAK 117
"Ditambah persaingan ketat antarperusahaan asuransi domestik dan asing yang menuntut inovasi dalam produk dan layanan untuk menarik minat konsumen," ucapnya kepada Kontan, Rabu (4/12).
Pada 2024, Ody bilang penurunan penjualan mobil juga menjadi faktor signifikan yang mempengaruhi pendapatan premi, terutama di lini asuransi kendaraan bermotor. Dia menyebut penurunan penjualan mobil dapat menekan pertumbuhan asuransi umum secara keseluruhan.
Meskipun demikian, ACA optimistis tantangan-tantangan tersebut dapat dikelola dengan baik melalui sejumlah strategi, seperti diversifikasi produk lain, penguatan pemasaran digital, dan peningkatan layanan pelanggan.
"Strategi itu juga memungkinkan kami tetap menjaga pertumbuhan meski pasar menghadapi berbagai tekanan," ujar Ody.
Baca Juga: AAUI: Pinjol Ilegal dan Judi Online Picu Efek Domino Negatif ke Industri Asuransi
Sementara itu, Ody Mahendra meyakini proyeksi pertumbuhan premi industri asuransi umum yang disampaikan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) sebesar 10%–15% pada akhir tahun ini realistis untuk dicapai.
"Dilihat dari upaya peningkatan program literasi inklusi keuangan, dukungan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat, dan kemajuan teknologi yang memungkinkan perluasan produk," tuturnya.
Berdasarkan laporan keuangan, ACA mencatatkan premi sebesar Rp 3,05 triliun per Oktober 2024. Nilai itu meningkat 1,66%, dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News