Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyelenggaraan acara olahraga membuat daya tarik bagi bisnis perasuransian. Pasalnya, hampir di setiap event kehadiran industri asuransi tampak penting untuk melindungi peserta dari risiko kesehatan.
Salah satu event yang kerap digandrungi perusahaan asuransi ialah marathon. Di mana olahraga ini rutin diadakan bahkan hampir setiap minggunya. Terdekat ada Jakarta Marathon yang bakal dilaksanakan pada 22 Oktober mendatang.
Lantas bagaimana bisnis perasuransian di event-event olahraga seperti marathon ini?
PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia misalnya, aktif dalam beberapa penyelenggaraan event marathon. Tahun ini, keenam kalinya perusahaan menjadi official insurance di ajang Borobudur Marathon dan beberapa event lainnya seperti RunHub Surabaya dan Semarang.
Baca Juga: Generali Mengaku Tak Berencana Mengurangi Portofolio Unit Link
Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama menyampaikan bahwa dukungan pihaknya diajang lari merupakan upaya menyuarakan gaya hidup sehat dan aktif.
“Sebagai official insurance partner, Generali Indonesia memberikan proteksi jiwa dan kesehatan jika para pelari mengalami kecelakaan saat berlari. Untuk perlindungan ini diberikan secara gratis,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (20/10).
Vivin menyebutkan, pada ajang Borobudur Marathon sejak tahun 2018 hingga 2022 pihaknya telah melindungi lebih dari 24.000 pelari.
“Untuk proteksi yang akan diberikan pada Borobudur Marathon 2023 sendiri adalah sebanyak 10.000 pelari, untuk RunHub Surabaya dan Semarang 10K masing-masing di 2.000 pelari,” jelasnya.
Vivin menuturkan, selama periode Januari hingga September 2023, pihaknya telah membayarkan klaim senilai Rp 859,9 miliar untuk lebih dari 189.000 kasus yang mencakup klaim kesehatan, penyakit kritis dan meninggal dunia.
Baca Juga: Generali Catat Klaim yang Dibayarkan Capai Rp 761,4 Miliar hingga Agustus 2023
Dia bilang, dari total keseluruhan angka klaim tersebut, terdapat kenaikan klaim kesehatan sebesar 51,84% year on year (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Berarti semakin meningkatnya biaya perawatan kesehatan yang diperlukan masyarakat agar bisa tetap sehat,” terangnya.