Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) menyampaikan sampai saat ini tidak ada rencana khusus untuk mengurangi portofolio penjualan pada produk unit link maupun tradisional. Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama mengatakan saat ini porsi unit link dan tradisonal itu berimbang masing-masing 50%.
"Kami memberikan keleluasaan nasabah untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan, baik produk unit link maupun tradisional," ucapnya kepada KONTAN.CO.ID, Rabu (18/10).
Vivin menyampaikan Generali Indonesia menyediakan pilihan ragam produk yang bisa nasabah pilih sesuai dengan kebutuhan mereka. Dia mengatakan pangsa pasar di Indonesia sendiri sangat luas, yang terdiri dari berbagai segmen berbeda dan masing-masing segmen memiliki kebutuhan proteksi tersendiri.
Menurut Vivin, di setiap segmennya, nasabah memiliki kebutuhan dan prioritas proteksi yang berbeda satu sama lain. Hal itu tentunya sangat berkaitan dengan rangkaian produk asuransi yang dibutuhkan.
Baca Juga: Asuransi Cakrawala Menyebut Porsi Produk Asuransi EV Tak Sampai 5%
Dia mengatakan melalui strategi yang diterapkan perusahaannya, yakni multi channel dan multi product, diharapkan bisa mengakomodir kebutuhan proteksi masyarakat yang saat ini sedang meningkat.
Sementara itu, Vivin menyebut pada semester I-2023, kontribusi produk unit link dan tradisional masih relatif seimbang terhadap pendapatan perusahaan. Artinya, segmen produk keduanya memiliki peminatnya masing-masing.
Di sisi lain, Direktur Keuangan BRI Life Lim Chet Ming menjelaskan semula produk asuransi unit link sempat menjadi primadona di perusahaannya yang mencapai 90% dari total portofolio. Namun, berjalannya waktu BRI Life mulai mengurangi dan kini 90% itu tradisional, sedangkan 10% unit link.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat akumulasi premi asuransi jiwa membaik, tetapi masih terkontraksi sebesar 6,58% YoY dengan nilai sebesar Rp 118,30 triliun hingga Agustus 2023. Hal itu didorong oleh normalisasi kinerja pendapatan premi pada lini usaha PAYDI atau unit link.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News