Reporter: Dyah Megasari |
BANDUNG. Aturan permodalan yang baru saja diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) rupanya tak dianggap memberatkan oleh sejumlah bank. PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk atau Bank BJB/BJBR malah terpacu menaikkan proporsi modalnya.
Direktur Treasury dan International BJBR, Entis Kushendar, mengatakan, Bank BJB telah menyiapkan dan menyusun rancangan untuk menaikkan kapasitas permodalan. Satu di antaranya, mengkaji kemungkinan lakukan right issues (penerbitan saham).
Menurutnya, hingga kini, BJB baru menempati buku-2, yang berarti dalam buku BI memiliki modal Rp 1 triliun-Rp5 triliun. Tepatnya, modal Bank BJB saat ini sebesar Rp 4,7 triliun.
"Kami ingin naikkan kapasitas modal pada peringkat buku ke-3, yaitu Rp 5 triliun-10 triliun," ujarnya.
Entis menyatakan, agar dapat masuk buku-3, minimalnya, BJB memerlukan tambahan modal Rp 300 miliar-Rp400 miliar. Akan tetapi, jika ingin bisnis BJB lebih agresif, butuh modal lebih besar lagi.
"Soal right issues baru sebatas rencana. Kami belum menentukan waktu pelaksanaannya. Right issues tersebut juga bergantung pada kebutuhan. Bisa berlangsung tahun depan, 2014, 2015, atau tahun-tahun berikutnya. Pastinya, Kami masih melakukan pengkajian," ujar Entis.
Menaikkan likuiditas
Selain ingin memperbesar modal, bank milik pemerintah daerah ini juga membidik sejumlah korporasi untuk dirangkul. Bank akan memfasilitasi sistem payroll (pembayaran gaji) lebih banyak perusahaan.
Sat ini bank yang memiliki kode saham BJBR tersebut baru bekerja sama dengan PT Jasa Marga untuk mengumpulkan berbagai pembayaran tarif tol. BJB juga kerja sama dengan Samsat untuk memfasilitasi pembayaran pajak kendaraan.
"Kerja sama dengan korporasi-korporasi berguna untuk mengatur likuiditas bank," ujarnya. Sayang ia belum mau menyebut korporasi mana saja yang akan menjadi nasabahnya. (TribunJabar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News