kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awas, kredit bermasalah UMKM naik


Sabtu, 16 Agustus 2014 / 10:05 WIB
Awas, kredit bermasalah UMKM naik
ILUSTRASI. Harga Mobil Baru Rp 200 Jutaan: Xpander Masih Naik, Alvez Masuk Daftar .


Reporter: Dea Chadiza Syafina, Issa Almawadi | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Perlambatan ekonomi meningkatkan risiko kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio kredit bermasalah alias non performing loaln (NPL) kredit UMKM sebesar 4,13% atau Rp 29,36 triliun per akhir Juni lalu.

Itu artinya, rasio kredit bermasalah hampir sedikit lagi menyentuh batas aman yang ditetapkan yakni 5%. Lucky F.A. Hadibrata, Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB OJK, mengatakan, penyaluran kredit UMKM hingga Juni 2014 sebesar Rp 711,45 triliun, atau melambat dibandingkan posisi Mei tahun ini yang sebesar Rp 714,5 triliun.

Namun, secara tahunan (year on year), kredit UMKM masih tumbuh 17,25% dari posisi 606,78 triliun di Juni 2013. Di paruh pertama tahun 2014, kredit UMKM berkontribusi sebesar 17,02% terhadap total kredit perbankan secara nasional.

OJK meminta seluruh bank menurunkan NPL UMKM. Agar tercapai, OJK sudah melakukan pengawasan secara khusus. "Kami telah melakukan supervisory action. OJK memberikan langkah-langkah rekomendasi," ujar Lucky di Jakarta, Jumat (15/8).

Salah satu rekomendasi OJK adalah menambah dana cadangan terhadap NPL atau biasa disebu provisi. "Imbasnya memang laba banktergerus. Tapi, peningkatan NPL UMKM mendorong kenaikan NPL perbankan secara keseluruhan," jelas Lucky.

OJK juga meminta bank lebih berhati-hati menyalurkan kredit UMKM. "Bank asing sudah ketat mengukur dari faktor risiko. Beberapa bank sudah mengikuti dan OJK meminta kebijakan yang lebih ketat," ujarnya.

Tekan NPL

Minhari Handikusuma, Direktur UMKM Bank Danamon, menjelaskan, ada dua faktor pemicu kenaikan NPL UMKM. Pertama, kondisi makro ekonomi, khususnya sektor komiditas, memburuk. Kedua, risiko nasabah. Yakni kemampuan mencicil yang berkurang. 

Saat ini, NPL kredit kecil dan menengah (SME) Danamon sebesar 1,9%. Namun, NPL mikro Danamon mencapai 5,8% per Maret 2014. Minhari bilang, Danamon membidik target NPL maksimal 4% di tahun ini. Danamon meluncurkan berbagai upaya untuk meredam NPL. Diantaranya, restukturisasi kredit yakni dengan cara memperkecil besaran angsuran lebih kecil atau memperpanjang tenor pinjaman.

Danamon juga menagih dengan intens. Cara lain, "Jika terkait makro ekonomi, Danamon biasanya mengetatkan kredit di sektor tertentu. Tapi kebijakan ini belum dilakukan," jelas Minhari.

Budi Satria, Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI), mengatakan, BRI optimisits bisa mempertahankan NPL UMKM di bawah 1%. Per Juni, NPL gross BRI 2% dan net 0,5%. Strategi BRI adalah monitoring dan pembinaan. "Selain itu, hingga saat ini kami belum menaikkan tingkat suku bunga pinjaman mikro," ucap Budi.

Catatan saja, kenaikan NPL UMKM mendorong kenaikan porsi kredit bermasalah perbankan secara luas. NPL net perbankan Tanah Air naik menjadi 1,12% per Juni 2014. Bulan sebelumnya, NPL perbankan sebesar 1,01%.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×