Reporter: Anaya Noora Pitaningtyas |
JAKARTA. Industri pembiayaan memang mencatatkan kinerja yang apik tahun lalu. Pertumbuhan pembiayaan meningkat 30,74% dibandingkan di tahun 2009. Sayangnya, jor-joran penyaluran pembiayaan itu tak diimbangi dengan peningkatan kualitas kredit. Walhasil, nominal potensi pembiayaan macet di sejumlah perusahaan multifinance pun menggendut.
Salah satunya PT Mandiri Tunas Finance yang berhasil memperbesar penyaluran kredit sehingga laba usaha bisa menembus Rp 70,32 miliar (lihat tabel). Masalahnya, saat pembiayaan meningkat, potensi kredit macetnya kian besar. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2010 Tunas Finance meningkatkan penyisihan kerugian Rp 42,74 miliar, jauh lebih besar dibanding di 2009 yang sebesar Rp 18,44 miliar.
Division Head Legal and Corporate Secretary Mandiri Tunas Finance Hengki Heriandono membantah bila peningkatan penyisihan itu karena kredit macet. Menurutnya, hal itu pengaruh kebijakan baru Pedoman Standar Akutansi Keuangan (PSAK) 50 dan 55. Intinya, aturan itu mewajibkan setiap perusahaan memperbesar biaya pencadangan. "Pembiayaan macet atau non performing finance (NPF) kami masih di bawah 1%," kata Hengki, Senin (7/3).
Memang, secara persentase tidak ada kenaikan. Namun, jika dilihat secara nominal, potensi pembiayaan macet meningkat tajam. Di tahun 2010, piutang pembiayaan yang berpotensi macet Rp 52,92 miliar, naik 228,48% dari 2009 sebesar Rp 16,11 miliar.
Tahun lalu PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOM Finance) juga mengalami peningkatan biaya pencadangan menjadi Rp 63,65 miliar, lebih besar dibanding di 2009 yang sebesar Rp 50,5 miliar. "Penyaluran pembiayaan kami makin naik, pencadangan harus ditingkatkan juga," kata Presiden Direktur WOM Finance Suwandi Wiratno.
PT Federal International Finance (FIF) memperbesar pencadangan menjadi Rp 1,12 triliun, sebelumnya hanya Rp Rp 937 miliar. Dari laporan keuangan terlihat potensi pembiayaan macet naik 20,59%. Tahun 2010, ada Rp 182,91 miliar pembiayaan yang berpotensi macet, tahun 2009 hanya Rp 151,68 miliar.
Tetap agresif
Rupanya, potensi pembiayaan macet itu tidak menyurutkan nyali pelaku usaha. Mereka akan tetap agresif di tahun ini. Mandiri Tunas misalnya, menargetkan outstanding pembiayaan per 2011 bisa mencapai Rp 6,5 triliun.
WOM Finance memasang target outstanding pembiayaan tahun ini sebesar Rp 9 triliun. Angka ini setara dengan kredit motor sekitar 710.000 unit.
Tunas Finance akan membuka 20 kantor cabang baru. Cabang-cabang itu akan fokus menyasar pasar di luar Pulau Jawa. Ini akan memperluas jangkauan pasar yang saat ini sudah tersebar di 24 kota di seluruh Indonesia dengan 46 kantor cabang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News