kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakal merger dengan Bank BJB, begini kinerja Bank Banten


Kamis, 23 April 2020 / 20:37 WIB
Bakal merger dengan Bank BJB, begini kinerja Bank Banten
ILUSTRASI. Suasana pelayanan nasabah di Kantor Pusat Bank Banten, Jakarta (31/5). PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) berkeinginan untuk meningkatkan penyaluran kredit komersial. Hal ini untuk meningkatkan realisasi penyaluran kredit. KONTAN/Muradi/2


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gubernur Banten Wahidin Halim teken letter of intent (LoI) dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Kamis (23/4) terkait penggabungan usaha PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR).

Mengutip sejumlah pemberitaan lokal, aksi ini dilakukan lantaran Pemprov Banten menilai kondisi permodalan perseroan makin menyusut, seiring penilaian dari Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten.

Baca Juga: Bank Banten (BEKS) bakal merger dengan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BJBR)

Tindak lanjutnya, Gubernur Wahidin juga telah menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Banten No 580/Kep-144-Huk /2020 tentang penunjukan BJB kantor cabang khusus Banten sebagai tempat penyimpanan uang milik Pemprov Banten. Kas daerah sebelumnya disimpan di Bank Banten.

Kinerja keuangan Bank Banten dalam beberapa waktu terakhir memang terbilang tak baik. Perseroan telah menderita kerugian bertahun-tahun, tahun lalu kerugian tercatat Rp 137,55 miliar, meningkat 37,37% (yoy) dibandingkan 2018 senilai Rp 100,13 miliar.

Dari aspek permodalan, modal inti Bank Banten juga terus menyusut, tahun lalu modal inti perseroan cuma senilai Rp 154,13 miliar, merosot hingga 53,86% (yoy) dibandingkan 2018 senilai Rp 334,07 miliar.

Baca Juga: Rekening kas daerah Provinsi Banten akan dipindah ke Bank BJB

Capital adequacy ratio (CAR) perseroan juga sudah berada di titik nadir sebesar 9,01%. Sebagai gambaran, merujuk POJK 15/POJK.03/2017 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum, bank dengan CAR paling rendah 8% bisa diklasifikasikan sebagai bank dalam pengawasan intensif (BDPI).

Meski demikian, Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa belum lama ini mengatakan kepada KONTAN, sepanjang 2020 kinerja perseroan mulai membaik.

“Akhir Februari LDR kami masih cukup longgar sebesar 91%, pertumbuhan kredit juga sudah tumbuh 1,06% (ytd), kami juga bisa menurunkan beban bunga dengan penurunan DPK 4%, sehingga bisa menjaga pertumbuhan pendapatan bunga bersih,” katanya kepada KONTAN.

Baca Juga: Sore ini, Sidang Isbat penetapan awal Ramadan 1441 hijriah digelar

Adapun dalam keterangan resminya pekan lalu, Fahmi bilang selama kuartal I-2020, perseroan juga telah berhasil menekan rugi bersih tahun berjalan sebesar 39,9% (yoy). Dari kerugian senilai Rp 55,79 miliar pada kuartal I-2019 menjadi Rp 33,54 miliar pada kuartal I-2020.

Pada aspek permodalan, Bank BAnten kini juga dalam proses untuk melakukan aksi penambahan modal via rights issue dengan menerbitkan 400 miliar saham baru atau setara 40% modal dasar dengan nominal Rp 8 per lembar saham. Via aksi ini, modal perseroan bisa meningkat sebanyaknya hingga Rp 3,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×