kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank besar siapkan kerja sama dengan WeChat dan Alipay


Selasa, 25 Desember 2018 / 14:44 WIB
Bank besar siapkan kerja sama dengan WeChat dan Alipay
ILUSTRASI. Alipay Wallet


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank besar terutama yang mempunyai modal inti di atas Rp 30 triliun atau BUKU IV siap untuk melakukan kerja sama dengan platform pembayaran asal China yaitu Alipay dan WeChat.

Alipay dikabarkan telah mendekati dua bank yaitu BCA dan BRI. Sedangkan WeChat dikabarkan akan melakukan kerja sama dengan BNI dan Bank CIMB Niaga.

Lani Darmawan, Direktur Bank CIMB Niaga mengatakan saat ini kerja sama dengan WeChat terkait dengan pilot project penerimaan pembayaran WeChat Pay. “Ini dilakukan dengan menggunakan EDC CIMB Niaga,” kata Lani, kepada kontan.co.id, Senin (24/12).

Pilot project yang dilakukan CIMB Niaga dengan Alipay ini adalah di beberapa pusat daerah wisata seperti Bali. Anang Fauzie, GM Electronic Banking BNI mengatakan bank juga sedang melakukan uji coba transaksi di Bali dan Sulawesi Utara.

“Saat ini masih di-hold dulu terkait legal draft,” kata Anang, kepada kontan.co.id, Senin (24/12). Selain dua bank ini, BRI juga telah melakukan penandatangan ota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Alipay.

BCA juga sedang menjajaki kerja sama dengan Alipay. Selain bank, merchant aggregator juga berusaha berekspansi mengembangkan merchant Alipay dan WeChat di beberapa daerah wisata seperti Bali.

Rudy Ramli, Presiden Direktur PT Alto Halodigital International (AHDI) anak usaha switching pembayaran Alto bilang saat ini sudah mempunyai 1.500 merchant baik WeChat maupun Alipay di Bali.

“Namun untuk merchant WeChat akan kami tarik dan alihkan ke Alipay,” kata Rudy kepada kontan.co.id, Senin (24/12). Pengalihan ini disebabkan karena beberapa merchant WeChat masih menggunakan mata uang RMB.

Hal ini ilegal sebab, transaksi di Indonesia harus menggunakan rupiah. AHDI juga mengimbau merchant WeChat di Bali agar mematuhi aturan tidak menggunakan transaksi yang di luar ketentuan.

Secara teknologi, AHDI hanya menyediakan opsi mata uang rupiah dalam transaksi di merchant yang sudah melakukan kerjasama. Untuk menanggulangi hal ini, ADHI bekerjasama dengan Pemda dan BI provinsi Bali melakukan razia terhadap merchant nakal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×