Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) membidik pertumbuhan penyaluran Kredit Perumahan Rakyat (KPR) hingga 11% di tahun 2023. Sebagai emiten bank yang fokus pembiayaan perumahan dengan market share KPR terbesar di Indonesia, Bank BTN optimistis dapat mencapai target tersebut,
"Perkiraan kami sampai akhir tahun bisa di kisaran 10%-11% pertumbuhannya asalkan kondisi makro stabil," kata Direktur Risk Manajemen BTN Setiyo Wibowo kepada Kontan.co.id.
Bank BTN melihat kebutuhan akan hunian di Tanah Air juga masih sangat besar karena backlog perumahan masih sangat besar.
Baca Juga: Bank BTN Sebut 30% Aplikasi Pengajuan KPR Subsidi Ditolak
Di pertama 2023, BTN mencatat total pertumbuhan pembiayaan KPR sebesar 6,44% secara tahunan menjadi Rp 237,47 triliun. Dari total tersebut, pembiayaan KPR Subsidi sebesar Rp 148,65 triliun dan KPR non subsidi sebesar Rp 88,81 triliun.
Pertumbuhan KPR mayoritas didorong pertumbuhan KPR subsidi yang tumbuh di atas 10%. Sedangkan KPR non-subsidi atau KPR berbunga komersial yang sudah mulai bangkit tumbuh lebih dari 5%.
Jika dilihat pertumbuhan per kuartal, total pembiayaan KPR BTN hanya meningkat 1,62% dari sebelumnya Rp 233,68 triliun untuk periode yang berakhir 31 Desember 2022. Dengan rincian pertumbuhan KPR subsidi 1,92% dan KPR non subsidi tumbuh 1,13%.
Baca Juga: OJK Sebut Catatan Tunggakan Pinjol Menghambat Debitur yang Ingin Ajukan KPR
Untuk segmen KPR non subsidi, BTN akan mulai fokus menggarap segmen KPR dengan ticket size di atas Rp 750 juta. Untuk itu, BTN akan memperbanyak kolaborasi dengan pengembang-pengembang skala nasional.
BTN akan membuat semacam sentral yang akan fokus membantu pengembangan dengan skala proyek mulai harga Rp 750 juta dan memberikan proses bisnis yang lebih cepat.
Sementara selama ini, rata-rata ticket size atau plafon KPR BTN per nasabah masih sekitar Rp 500 juta. KPR di bawah Rp 500 juta menyumbang sekitar 80%-90% dari total portofolio KPR bank pelat merah ini.
"KPR non subsidi BTN ini di ticket size Rp 300 juta hingga Rp 500 juta, terutama di daerah Jabodetabek dan Surabaya," kata Setiyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News