Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengakui kondisi likuiditas perseroan memang mengetat. Tak mau berkutat dengan hal tersebut, BTN pun mulai menggali alternatif instrumen pendanaan baru untuk mempertebal likuiditas.
Salah satunya dengan menerbitkan surat surat utang dalam mata uang valas alias global bond dengan nilai berkisar antara US$ 200 juta sampai US$ 300 juta. Nah, instrumen jenis ini merupakan yang pertama dilakukan oleh perseroan.
Namun, mencari pendanaan dalam bentuk valas bukan kali pertama dilakukan oleh BTN. Sebelumnya, bank berkode emiten BBTN ini sempat memperoleh pinjaman bilateral dari ANZ dengan nilai sebanyak US$ 165 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak US$ 100 juta telah ditarik pada akhir Desember 2018 lalu, sisanya diperkirakan akan ditarik di tahun ini menurut Iman.
"Kalau bonds investornya bisa macam-macam, beda dengan sindikasi seperti yang ANZ, itu lender-nya cuma bank dan global bonds lebih luas investornya," ujar Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko belum lama ini.
Khusus untuk global bond ini, Iman menyebut memberikan kisi-kisi kalau kuponnya akan lebih tinggi 5 sampai 10 basis poin dari instrumen serupa yang diterbitkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
"Kuponnya belum dihitung, tentunya berdasarkan treasury build ditambah spread. Yang sudah itu ada BRI, mungkin kita harus bayar 5-10 bps lebih mahal dari BRI," jelasnya.
Selain untuk memperkuat likuiditas dan permodalan, rencana pendanaan wholesale ini antara lain juga digunakan untuk mengejar ekspansi kredit, dana pihak ketiga (DPK) hingga aset BTN yang dipatok naik 13% sampai 15% di tahun 2019.
Sebagai catatan, merujuk laporan Desember 2018 BTN berhasil membukukan aset senilai Rp 308,47 triliun atau naik 18,02% secara year on year (yoy). Salah satunya ditopang pertumbuhan kredit yang naik 19,48% menjadi Rp 237,75 tiliun, sedangkan DPK naik 19,09% yoy dari Rp 177,56 triliun menjadi Rp 211,46 triliun.
Berkat pencapaian tersebut, per Desember 2018 BTN berhasil meraup laba bersih (unaudited) sebanyak Rp 3,2 triliun atau hanya tumbuh Rp 5,92% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News