kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank BUKU IV klaim masih punya likuiditas yang sangat kuat


Rabu, 08 Juli 2020 / 19:32 WIB
Bank BUKU IV klaim masih punya likuiditas yang sangat kuat
ILUSTRASI. Teller Bank Mandiri dengan mengenakan pakaian adat kebaya sedang melayani nasabah di salah satu kantor cabang di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (21/4). Bank BUKU IV akui likuiditas masih sangat kuat./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/21/04/2020


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Senada, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pun meyakini DPK sampai saat ini masih stabil. Direktur Konsumer BCA Santoso Liem menjelaskan dari beberapa rasio likuiditas masih cukup longgar semisal loan to deposit ratio (LDR) sebesar 77,6%. Pun, hingga kuartal I 2020 lalu DPK masih naik 16,8% yoy menjadi Rp 741,02 triliun. 

"BCA senantiasa menetapkan langkah-langkah kebijakan strategis dalam mempertahankan kondisi likuiditas dan posisi permodalan yang solid serta menjaga keseimbangan antara pertumbuhan kredit dengan kualitas aset yang terjaga," katanya. 

Baca Juga: Optimalkan dana PEN, Bank Mandiri fokus garap sektor pendukung padat karya

Guna mempertahankan posisi likuiditas yang solid, BCA juga mengutamakan pertumbuhan CASA melalui penyediaan layanan perbankan transaksi yang semakin andal, aman dan nyaman bagi nasabah. 

BCA juga senantiasa mendukung gerakan #BankingFromHome, mendorong masyarakat dan nasabah untuk melakukan transaksi finansial melalui platform digital perbankan seperti BCA mobile dan Klik BCA.

Sebagai informasi tambahan saja, merujuk laporan keuangan BCA per April 2020 tercatat realisasi DPK mencapai Rp 737,8 triliun. Angka tersebut tumbuh dari tahun sebelumnya sebesar Rp 637,89 triliun atau naik 15,66% yoy. 

Baca Juga: Jumlah penggunanya diklaim setara perbankan, ini yang bakal dilakukan OVO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×