Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank-bank milik pemerintah atawa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) semakin mematangkan konsep penyatuan konsolidasi mesin teler otomatis (ATM). Keempat bank BUMN sudah bertemu dan telah sepakat untuk membuat satu branding konsolidasi bersama.
Direktur Consumer Banking PT Bank Negara Indonesia (BBNI) Tbk, Anggoro Eko Cahyo menjelaskan, penyatuan ATM akan dimulai pada mesin ATM yang berada di satu lokasi yang sama. Meski begitu, kata Anggoro, penyatuan ATM bank BUMN tetap akan mengedepankan kenyamanan nasabah.
Misal, di satu lokasi terdapat empat mesin ATM BUMN. Jika masing-masing mesin ATM tersebut traffic-nya tinggi, tentu tidak akan dikonsolidasikan menjadi satu mesin ATM. Sebab, hal itu akan mengurangi kenyamanan nasabah masing-masing bank. Nah, jika di satu tempat terdapat dua mesin ATM milik bank BUMN dan salah satunya memiliki traffic dan visit yang relatif tidak tinggi, maka ada dilakukan penyatuan.
Selanjutnya, ATM yang traffic dan visit-nya tidak tinggi tadiĀ akan direlokasi. Model seperti ini diharapkan akan mampu mengurangi biaya masing-masing bank BUMN dalam perencanaan pembukaan gerai ATM kedepannya. "Relokasi dititik-titik yang visitnya masih dimungkinkan, sehingga traffic-nya bisa menjadi lebih tinggi. Sementara di dititik yang ramai, tidak mungkin dijadikan satu mesin ATM saja. Pada prinsipnya efisiensi dilakukan tanpa mengurangi kenyamanan nasabah," jelas Anggoro kepada KONTAN, Minggu (26/4).
Reducing mesin ATM bank BUMN ini akan dimulai dari letak mesin ATM bank BUMN yang berdekatan di daerah Jakarta. Menurut Anggoro, kesepakatan ini merupakan hal yang baik, lantaran bank BUMN telah memiliki semangat yang sama untuk mewujudkan konsolidasi ATM bank-bank BUMN.
Bank pelat merah ini akan membuat satu branding yang sama untuk keempat bank BUMN dan tetap menargetkan tenggat waktu pada pertengahan 2015 untuk mewujudukan konsolidasi ATM.
"Kami masih memakai acuan bulan Juni untuk mewujudkan konsolidasi ATM. Semoga semua masih on the track. Kami terus speed up untuk hal-hal teknis," kata Anggoro.
Oleh karena itu, saat ini keempat bank BUMN masing-masing menyerahkan data terkait lokasi penempatan ATM. Berikutnya, masing-masing bank BUMN akan melihat titik-titik sebaran ATM mana saja yang memiliki irisan dan dimungkinkan untuk disatukan. Hal ini juga akan dilakukan terkait rencana penempatan ATM baru masing-masing bank BUMN. Jika dalam rencana tersebut terdapat lokasi penempatan ATM yang beririsan, maka akan dicoba untuk dikonsolidasikan.
"Saat ini kami sedang meninjau berapa banyak titik sebaran ATM yang bisa dilakukan konsolidasi terlebih dahulu," ucapnya.
Lebih lanjut Anggoro menjelaskan, bank-bank ATM akan membahas mengenai penyatuan sistem IT ATM. Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah kesepahaman yang sama di bank-bank BUMN. Terkait IT, nantinya akan disepakati kembali apakah menu screen ATM branding bersama itu akan baru dan berbeda dari yang ada saat ini atau hanya akan ada penambahan menu.
Menurut Anggoro, tidak mudah untuk menyatukan sistem ATM perbankan. Karena itu, hal tersebut masih dalam tahap pembahasan kajian oleh bank-bank BUMN. Selain itu, bank-bank BUMN juga masih membahas terkait keringanan biaya transaksi yang akan didapat oleh nasabah bank BUMN sebagai konsekuensi yang positif dari penyatuan ATM.
"Hitungan efisiensi yang bisa didapat masing-masing bank BUMN dan efisiensi yang akan didapat nasabah tergantung dari konsep konsolidasi ATM yang akan dijalankan," ujarnya.
Anggoro bilang, secara objektif, konsolidasi ATM ke depan tentu bisa memberikan manfaat efisiensi biaya bagi perbankan. Sebab, untuk mesin ATM yang new deploy, bank-bank BUMN bisa saling share biaya. Selain itu, kata Anggoro, yang dijadikan sebagai underlying dari konsolidasi ATM ini adalah penyatuan ATM ini diharapkan tidak mengurangi kenyamanan dan nasabah mendapatkan manfaat tambahan seperti kurangnya biaya ATM.
"Ke depan tentu ada efisiensi biaya di perbankan akibat investasi yang dilakukan bersama. Sehingga biaya yang dibebankan kepada nasabah bisa berkurang. Tapi biaya transaksi apa saja yang bisa diturunkan tentu harus dilihat dulu," jelas Anggoro.
Catatan saja, konsolidasi ATM bank-bank BUMN ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk mewujudkan konsolidasi bank-bank pelat merah. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan, konsolidasi mesin ATM bank-bank BUMN akan terealisasi pada Juni 2015 mendatang. Poin penting skema tersebut adalah kesepakatan pembagian beban biaya dan jaringan ATM.
Alasan lain sinergi tersebut adalah, pemerintah ingin menyiapkan bank BUMN menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bidang keuangan yang berlaku di tahun 2020 mendatang. Soalnya, hitungan Kementerian BUMN, 40% pasar keuangan MEA ada di Indonesia. Atas dasar itulah, pemerintah memaksa terwujudnya sinergi bank pelat merah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News