Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama BNI Herry Sidharta. Ia berharap, pertumbuhan KMK yang cukup agresif tersebut dapat membantu sektor riil untuk segera pulih dan pada akhirnya mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Ekspansi KMK BNI akan ditujukan ke sektor ekonomi pada karya seperti sektor pertanian termasuk didalamnya perikanan dan peternakan, fast moving consumer good (FMCG), distribusi/logistik, serta sektor makanan dan minuman.
"Selain itu, BNI juga akan berupaya menyalurkan kredit modal kerja itu kepada debitur yang memiliki orientasi ekspor," kata Herry.
Per Mei 2020, realisasi KMK BNI mencapai Rp 284,4 triliun atau 53% dari total loan perseroan. Di periode itu, KMK di beberapa sektor masih tumbuh baik seperti pengangkutan, pergudangan dan komunikasi, jasa pelayanan sosial, konstruksi serta pertambangan.
Baca Juga: BRI targetkan kredit modal kerja tumbuh 5% tahun ini
Bank Mandiri juga melihat masih ada prospek dari penyaluran KMK tahun ini walaupun tidak akan setinggi setinggi tahun sebelumnya. Perseroan menargetkan kredit secara keseluruhan tahun ini tumbuh low single digit.
Menurut Rully Setiawan, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, yang paling prospektif dalam penyaluran KMK saat ini adalah sektor yang tidak terdampak Covid-19 seperti farmasi, telekomunikasi dan FMCG.
"Namun, Bank Mandiri juga akan fokus menyalurkan kredit di segmen UMKM dan sektor-sektor yang paling terdampak untuk membantu pemulihan ekonomi nasional," tambahnya.
Baca Juga: Sempat ditegur OJK, Bank Mayapada (MAYA) terus menambah modal
Outstanding KMK Bank Mandiri hingga Mei 2020 mencapai Rp 318,6 triliun atau sebesar 42% dari total kredit perseroan (bank only). Ini ditopaang dari sektor perantara keuangan, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial, logistik, serta makanan dan minuman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News