kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   -14.000   -0,83%
  • USD/IDR 16.444   -99,00   -0,61%
  • IDX 6.538   -60,02   -0,91%
  • KOMPAS100 935   -14,73   -1,55%
  • LQ45 732   -7,58   -1,02%
  • ISSI 204   -2,02   -0,98%
  • IDX30 381   -3,70   -0,96%
  • IDXHIDIV20 459   -2,49   -0,54%
  • IDX80 106   -1,60   -1,48%
  • IDXV30 110   -2,31   -2,06%
  • IDXQ30 125   -0,86   -0,68%

Bank Digital Berlomba Tawarkan Bunga Deposito Tinggi, Ada yang Sampai 9%


Selasa, 19 Maret 2024 / 20:11 WIB
Bank Digital Berlomba Tawarkan Bunga Deposito Tinggi, Ada yang Sampai 9%
ILUSTRASI. Aplikasi perbankan digital Allo Bank Indonesia.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

"Menurut DBS Group Research pada Maret 2024, suku bunga di Indonesia diprediksikan akan turun menjadi sekitar 5,25% pada akhir 2024 dari 6% saat ini. Oleh karena itu, kami melihat kemungkinan suku bunga deposito juga akan bergerak sesuai dengan itu," ungkapnya.

Dalam menjaring dana nasabah, pihaknya berupaya untuk memenuhi kebutuhan finansial para nasabah, pihaknya juga menyediakan berbagai macam produk di platform digital Digibank. 

"Kami yakin langkah tersebut adalah strategi yang tepat dan akan terus kami jalankan," imbuhnya.

Sementara Ekonom Indef Nailul Huda menilai, yang menjadi persoalan adalah dana murah dengan suku bunga tinggi tersebut menjadi daya tarik bagi pengguna di tengah persaingan dengan bank konvensional.

Menurut Huda, Bank digital masih banyak yang kecil-kecil secara modal, mereka tidak mampu bersaing untuk menarik dana pihak ketiga dengan bank besar.

"Untuk menjaga likuiditasnya ya menggunakan instrumen dana murah dengan suku bunga tinggi. Tentu ini sangat berisiko bagi nasabah ketika terjadi fraud. Tidak ada jaminan untuk uang dalam bank digital. Tidak masuk dalam range penjaminan LPS," jelasnya.

Maka dari itu, kata Huda sistem pengawasan di bank digital harus sangat prudent. Terlebih digitalisasi di Indonesia masih cukup rawan kena fraud. Inilah yang harus diperhatikan.

"Bagi bank digital juga harus mengembangkan ekosistem digitalnya dengan berbagai cara. Kolaborasi atau masuk ke ekosistem digital platform digital lain bisa jadi solusi," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×