kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Bank Digital Terus Berupaya Menggenjot Jumlah Nasabah, Begini Strateginya


Jumat, 07 April 2023 / 16:40 WIB
Bank Digital Terus Berupaya Menggenjot Jumlah Nasabah, Begini Strateginya


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank digital terus berlomba-lomba dalam merebut nasabah di Indonesia. Salah satunya dengan gencar mendorong penyaluran kredit yang tidak hanya melalui skema channeling atau partnership, tetapi berusaha langsung menyalurkan kredit kepada calon debitur.

PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) misalnya, yang hingga Desember 2022 telah menyalurkan kredit digital sebanyak Rp 918 miliar atau meningkat 87,65% secara year on year (YoY) yang mayoritas disalurkan kepada sektor perdagangan besar dan eceran.

Bhimo Wikan Hantoro Direktur Digital dan Operasional Bank Raya menjelaskan, bahwa bunga produk pinjaman digital Bank Raya beragam antar produknya, menyesuaikan dengan market target tiap produk.

"Dalam mengakuisisi nasabah baru, Bank Raya terus secara aktif membangun ekosistem digital dan memaksimalkan ekosistem BRI Group," kata Bhimo kepada kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Gandeng Mandiri Investasi, Bank Mantap Tawarkan Produk Reksadana Kepada Nasabah

Di samping itu, hingga Desember 2022 Bank Raya juga telah menyalurkan kredit digital berbasis chanelling sebesar Rp 414 miliar dan penyaluran melalui produk kredit digital Bank Raya sebanyak Rp 504 miliar.

kinerja tersebut tidak terlepas dari upaya Bank Raya mengoptimalkan transaksi digital Bank Raya melalui digital saving Raya App yang tumbuh signifikan.  Raya Digital Saving telah digunakan berkisar 960 ribu pengguna. 

Raya digital saving memberikan kemudahan fitur dan aksesibilitas dan telah tersedia di iOS dan Android. Penggunaan Raya Digital Saving saat ini telah digunakan oleh lebih dari 770 ribu transaksi dengan volume Rp 1,2 triliun  yang meliputi transfer, payment (QRIS, e-wallet, pulsa, & pembelian tiket KAI).

Ke depannya, Bank Raya berkomitmen untuk terus meningkatkan jumlah pengguna Raya Digital Saving melalui pengembangan fitur terbaru maupun peningkatan fitur yang telah ada. Beban biaya bank digital dapat diminimalisasi dengan meningkatkan jumlah transaksi yang dilakukan oleh nasabah. Peningkatan jumlah transaksi akan berdampak pada peningkatan Fee Based Income.

Selain digital saving, produk digital lending yaitu Pinang juga mengalami peningkatan terutama untuk produk yang bersinergi dengan induk. Selama 2022, Pinang Dana Talangan telah dimanfaatkan lebih dari 20.000 ribu Agen BRILink untuk mendorong produktivitas mereka dalam memenuhi transaksi harian mereka. 

Hingga Desember 2022, penyaluran Pinang Connect yang merupakan pinjaman kepada fintech atau P2P lending meningkat sebesar 45,80% menjadi Rp 414,16 miliar. Kenaikan juga dialami oleh Pinang Performa sebesar 110,24% menjadi Rp 27,23 miliar dan Pinang Maksima sebesar 159,26% menjadi Rp 159,40 miliar.

Pinang Maksima dan Pinang Performa penyalurannya fokus untuk mendorong produktivitas usaha. Pinang Flexi yang merupakan end-to-end digital lending untuk memenuhi kebutuhan konsumtif telah menyalurkan sebesar Rp 114,02 miliar.

Pada tahun 2023 Bank Raya juga akan fokus mengembangkan fitur-fitur keuangan untuk mempermudah kebutuhan keuangan nasabah dan fasilitas yang dapat digunakan langsung oleh user seperti bebas biaya transfer dan bebas biaya administrasi. Hal ini tentunya akan membantu Bank Raya untuk menjaring lebih banyak nasabah di tahun 2023.

Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Resmi Stock Split dengan Rasio 1:2

Sementara itu, sejak diluncurkan pada Mei 2022, PT Allo Bank Indonesia Tbk juga telah memperoleh lebih dari 5 juta nasabah hingga akhir Desember 2022. 

Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo menargetkan jumlah nasabah bisa mencapai 10 juta nasabah pada saat berusia satu tahun dan menembus 15 juta pada akhir 2023. Adapun pengguna aktif bulanan Allo bank baru mencapai 20%. 

"Kami menargetkan pengguna yang aktif bertransaksi bisa mencapai 50% dan 10% aktif meminjam," kata Indra.

Sementara itu, kinerja Bank Jago juga terlihat cukup positif sepanjang 2022. Salah satunya didukung oleh jumlah nasabah yang terus bertambah. Jumlah nasabah tercatat mencapai lebih dari 5,1 juta nasabah pada akhir tahun lalu atau naik hampir empat kali lipat dibanding akhir 2021 yang tercatat sebanyak 1,4 juta nasabah.

Bank Jago juga mencatatkan total kredit dan pembiayaan syariah yang disalurkan Bank Jago mencapai Rp 9,4 triliun hingga akhir Desember 2022 (unaudited), tumbuh 75,6% dibandingkan tahun sebelumnya.Selain itu, total DPK yang telah terhimpun sebanyak Rp8,27 triliun per akhir 2022. Jumlah ini meningkat 125% dari tahun sebelumnya Rp3,68 triliun.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan, tahun ini pihaknya akan terus berinovasi, memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada, serta memperluas kolaborasi dengan ekosistem yang baru agar dapat menawarkan life-centric digital financial solution kepada lebih banyak orang.

Pada tahun 2022 lalu Bank Jago juga telah melakukan inovasi dan kolaborasi baru, dengan ekosistem seperti peluncuran Aplikasi Jago Syariah dan integrasi Aplikasi Jago dengan aplikasi untuk mitra usaha GoFood, yaitu GoBiz.

Melalui layanan digital banking Jenius, PT Bank BTPN Tbk (BTPN) juga berhasil menyalurkan kredit secara digital senilai Rp 1 triliun pada tahun 2022. Produk digital lending bernama Flexi Cash mampu tumbuh tiga kali lipat dari posisi setahun sebelumnya.

Irwan Tisnabudi selaku Digital Banking Head Bank BTPN menyatakan, lonjakan kredit digital ini tak terlepas dari jumlah pengguna Jenius yang mencapai 4,4 juta di akhir 2022.

"Jenius mencatatkan pertumbuhan jumlah registered user hampir 20% menjadi 4,4 juta akhir 2022, dari 3,7 juta satu tahun sebelumnya," katanya.

Adapun Dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga tumbuh 52% menjadi Rp23,7 triliun. Ia berharap pengguna dan penyaluran kredit via Jenius masih bisa bertumbuh lebih tinggi lagi di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×