kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank DKI bidik kredit 2017 tumbuh 11%


Rabu, 22 Maret 2017 / 18:00 WIB
Bank DKI bidik kredit 2017 tumbuh 11%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (Bank DKI) ingin tancap gas pada tahun ini. Sigit Prastowo, Direktur Keuangan Bank DKI Jakarta mengatakan, pihaknya membidik pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) masing-masing berkisar 10% hingga 11% pada 2017. Target tersebut terbilang tinggi setelah Bank DKI tumbuh stagnan di tahun lalu.

“Kami ingin tumbuh lebih baik di tahun ini setelah bersih-bersih kredit bermasalah. Kami menargetkan kredit akan tumbuh 10%-11% di tahun ini,” katanya.  Artinya, perusahaan akan mencatat penyaluran kredit hingga Rp 27,28 triliun-Rp 27,52 triliun di akhir 2017 dari realisasi kredit akhir tahun lalu senilai Rp 24,8 triliun.

Begitu juga dengan DPK akan tumbuh 10%-11% atau mencapai Rp 37,38 triliun-Rp 37,72 triliun di akhir 2017 dari realisasi DPK tahun lalu sekitar Rp 33,99 triliun. Dibandingkan perolehan tahun 2015, Bank DKI Jakarta mencatat penurunan DPK pada 2016, karena perusahaan mencatat DPK tumbuh 20,61% pada 2015.

Asal tahu saja, Bank DKI mencatat perlambatan bisnis pada kinerja tahun lalu. Misalnya, kredit hanya tumbuh 4,320% karena rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross di level 5% dan untuk NPL net sebesar 3,1%. “Tahun lalu, kami masih sangat hati-hati dalam memberikan kredit,” tambahnya.

Sigit bilang, bank milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini akan menurunkan rasio NPL gross pada level 4% dan rasio NPL net di bawah 3%. Caranya, dengan melakukan penagihan kredit, restrukturisasi kredit dan melakukan write off pada kredit yang bermasalah, serta selektif dalam memberikan kredit.

Dengan perbaikan NPL tersebut maka perusahaan mengharapkan masih dapat menikmati kenaikan laba bersih. Sigit menambahkan, pihaknya menargetkan akan memperoleh laba bersih sebesar Rp 700 miliar di akhir 2017 atau naik 8,52% dibandingkan posisi Rp 645 miliar per akhir tahun 2016.

Lanjutnya, perolehan laba bersih ini akan didapatkan dari perbaikan rasio kredit bermasalah serta dari efisiensi yang Bank DKI Jakarta lakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×