CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.874   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.146   -68,25   -0,95%
  • KOMPAS100 1.093   -9,22   -0,84%
  • LQ45 872   -3,69   -0,42%
  • ISSI 215   -2,97   -1,36%
  • IDX30 447   -1,32   -0,29%
  • IDXHIDIV20 540   0,18   0,03%
  • IDX80 125   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 135   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 149   -0,23   -0,16%

Bank harus turunkan NIM


Sabtu, 22 Januari 2011 / 08:47 WIB
Bank harus turunkan NIM


Reporter: Roy Franedya, Bernadette Christina Munthe, Wahyu Satriani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan memaksa perbankan untuk lebih efisiensi dalam operasionalnya sehingga bisa menekan Net Interest Margin atau spread antara suku bunga kredit dan suku bunga deposito (NIM). Tujuannya, agar perbankan Indonesia mampu bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan perbankan Indonesia harus melakukan efisiensi dan menekan NIM agar masyarakat semakin banyak mengambil kredit untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. "Saat ini tingkat efisiensi dan NIM perbankan Indonesia tertinggi di Asean," ujarnya dalam acara Bankers Dinners, Jumat (21/1).

Darmin bilang berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada akhir Desember 2010 lalu, BOPO perbankan Indonesia 81,6% dan NIM 5,8%. "Hal ini berbeda jauh dari perbankan di Singapura, Malaysia dan Filipina di mana BOPO 32,7-73,1% sementara NIM 2,2-4,5%," tambahnya.

Darmin mengungkapkan efisiensi dan penurunan NIM tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2009 dengan penandatanganan perjanjian 14 bank untuk bunga deposito dan Tahun ini dengan Pengumuman prime lending rate. "Kami juga sedang mengkaji alternatif lain untuk menekan hal tersebut seperti positif negatif pemberian hadiah kepada nasabah dan benchmarking antarbank, " tukasnya.

Sementara Direktur Utama Bank BNI Gatot M Suwondo mengatakan penurunan NIM dan BOPO membutuhkan waktu. Menurutnya kalau mau efisien harus menggunakan electronic banking karena biayanya lebih murah."Masyarakat belum terlalu mengenai electronic banking ini jadi kendala tersendiri," ujarnya memberikan alasan.

Di sisi lain Direktur Utama Bank BRI Sofyan Basir mengatakan efisiensi dan penekanan NIM harus dilakukan untuk mendukung bisnis. "Kami akan jalankan," ujarnya.

Ketua Umum Asbisindo A Riawan Amin mengatakan sekarang masih banyak yang mubazir karena masih terjadi persaingan infrastruktur perbankan. "Harusnya infrastruktur tersebut digunakan bersama-sama sehingga bisa lebih efisien," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×