kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank jaga likuiditas valas di level optimal


Jumat, 22 Juni 2018 / 17:09 WIB
Bank jaga likuiditas valas di level optimal
ILUSTRASI. Petugas Teller Menghitung Mata Uang Dollar Amerika


Reporter: Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio loan to deposit ratio (LDR) per Maret 2018 sebesar 95,08%, naik 879 basis poin (bps) secara year on year (yoy) dari periode sama sebelumnya yang berada di level 86,29%.

Hal tersebut menunjukkan, adanya pengetatan likuiditas bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ketatnya likuiditas valas ini disebabkan pertumbuhan kredit valas bank sebesar 9,61%. Padahal, dana pihak ketiga (DPK) valas justru merosot 0,5%.

Menanggapi kondisi tersebut, Rico Rizal Budidarmo, Direktur Bisnis Tresuri & Internasional mengatakan, pihaknya akan terus menjaga posisi likuiditas di level optimal. Terlebih lagi dengan adanya tren pelemahan rupiah, kemungkinan risiko yang timbul semakin besar.

“Kita menjaga di situasi fluktuasi rupiah ini dengan open position tidak terlalu besar untuk menghindari risiko. Jadi agar pinjaman valas dapat terpenuhi oleh liabilitas valas,” ujar Rico saat ditemui di acara halalbihalal lembaga keuangan dengan OJK, Jumat (22/6).

Saat ini posisi LDR valas BNI ada di sekitar 90%. BNI akan menjaga di rentang 80% hingga 90%. Di BNI sendiri likuiditas valas lebih bertujuan untuk memenuhi aset valas, sedangkan permintaan valas tahun ini dirasa tidak setinggi tahun lalu.

Budi Satria, Direktur BTN berpendapat dengan adanya pelemahan rupiah justru akan membuat likuiditas valas akan semakin ketat. “Ya persaingan pasar untuk memperebutkan dana valas pasti semakin ketat, terlebih lagi adanya kebutuhan valas dari nasabah yang bertransaksi ekspor dan impor,” ujar Budi.

Senada, Iman Nugroho Soeko, Direktur BTN mengatakan, apabila dengan kondisi bank memiliki banyak pinjaman valas, maka untuk mengurangi risiko bank akan melunasi pinjaman valas, sehingga likuiditas akan mengetat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×