Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) memaparkan kinerja Unit Usaha Syariah (UUS) selama tahun 2019 mengalami perbaikan. Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha menyampaikan aset UUS tercatat Rp 2,7 triliun.
"Pertumbuhan labanya sudah lebih baik, sekarang Rp 4-5 miliar dari Rp 2 miliar dan aset Rp 2,3 triliun tahun lalu," katanya dalam paparan kinerja keuangan Tahun Buku 2019 di Jakarta, Kamis (30/1)
Baca Juga: Sudah puas perbaiki likuiditas aset, Bank Jatim bakal injak gas kredit di 2020
Tahun 2020, Ferdian menargetkan portofolio UUS akan lebih baik dengan target laba Rp 14 miliar hingga Rp 20 miliar. Kontribusi utamanya berasal dari segmen pembiayaan ritel. Ferdian juga menyampaikan kekuatan utama syariah saat ini memang masih berpusat pada pembiayaan ritel konsumer.
Bank Jatim melalui UUS memiliki portofolio KPR Syariah yang cukup signifikan dan menjadi kontributor pertumbuhan pembiayaan. Tahun ini, perbaikan juga akan dilakukan dari kedua sisi baik pembiayaan maupun pendanaan.
Menurutnya, salah satu masalah utama di UUS adalah tingginya tingkat biaya dana alias cost of fund (CoF) sehingga kurang dapat bersaing. Bank bersandi saham BJTM ini juga menjelaskan, ke depan strategi yang akan dilakukan adalah meningkatkan sisi Dana Pihak Ketiga khususnya dana murah (CASA).
Baca Juga: Pemerintah akan terbitkan diaspora bond untuk ritel pada semester II 2020
"Saat ini memang posisi CASA syariah perlu usaha, masih 25%, akan kita tingkatkan jadi 30% tahun ini, dan di atas 40% pada tahun 2021" imbuhnya.
Nantinya, korporasi akan ditawarkan untuk produk syariah sehingga biaya dananya bisa lebih murah. Direktur Risiko Bisnis Bank Jatim, Rizyana Mirda menambahkan target pembiayaan tahun ini sekitar 36-40% dan DPK ditargetkan tumbuh 12%.
Adapun, secara keseluruhan pihaknya menyebut pertumbuhan portofolio UUS akan lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. Hal ini juga terkait peningkatan kepercayaan pada pemegang saham dalam rencana spin off UUS Bank Jatim yang kemungkinan baru dapat dilangsungkan pada tahun 2021 atau 2022.
Baca Juga: Menuju satu data Indonesia, BPS perkuat data statistik sektoral
Adapun, Bank Jatim sudah berkomitmen menyediakan modal Rp 502 miliar untuk penguatan spin off UUS. Harapannya, sesuai dengan ketentuan bahwa Pemerintah Provinsi Jatim menyediakan 51% modal agar tetap menjadi pemegang saham pengendali yakni sebesar Rp 525 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News