Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Jatim mengakui tingkat kredit macet dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) memang masih tinggi, diatas 10%. Namun kondisi ini juga disebabkan Bank Jatim lebih memilih fokus mengembangkan produk sendiri, Kredit Pundi Kencana.
Menurut Ferdian Satyagraha, Manajer Hubungan Investor Bank Jatim, tingkat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) KUR di bulan Juli tahun ini sejatinya turun dibanding Juli tahun lalu.
“Volume NPL KUR kita sebetulnya turun dari Juli 2013 yang mencapai Rp 235 miliar menjadi Rp 168 miliar pada Juli 2014,” kata Ferdian saat dihubungi KONTAN, Kamis, (18/9).
Ferdian juga mengakui Bank Jatim lebih fokus mengembangkan kredit mikro yang mereka miliki sendiri, yakni Kredit pundi Kencana. Ini membuat kualitas pertumbuhan KUR belum maksimal.
“Tapi kita tetap berupaya menurunkan tingkat NPL KUR kita dengan cara memaksimalkan klaim pada asuransi dan penjualan jaminan,” pungkas Ferdian.
Berdasarkan data Komite KUR, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, per Juli 2014, volume KUR yang disalurkan Bank Jatim mencapai Rp 4,38 triliun. Jumlah ini menujukan pertumbuhan hanya 19,34% secara year on year (yoy) dibanding periode yang pada tahun lalu.
Total KUR yang disalurkan pada Juli 2013 mencapai Rp 3,67 triliun. Untungnya, pertumbuhan volume KUR juga diikuti penurunan NPL meski belum banyak. NPL KUR berhasil turun dari 16,3% per Juli 2013 menjadi 13,4% per Juli 2014.
Cukup tingginya pertumbuhan volume penyaluran KUR Bank Jatim juga diikuti pertumbuhan jumlah debitur yang lumayan. Debitur KUR usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK) meningkat dari 35.044 debitur per Juli 2013 menjadi 41.668 debitur per Juli 2014. Sedangkan rata-rata kredit yang diterima tiap debitur KUR juga meningkat dari Rp 104,8 juta per Juli 2013 menjadi Rp 105,3 juta per Juli 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News