Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
BUKU 4 lainnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) justru mengaku masih membuka opsi untuk mencaplok bank cilik. Sebagaimana target perseroan untuk mengakuisisi bank dan asuransi yang tercantum dalam rencana bisnis perseroan tahun lalu.
Meskipun Wakil Direktur BNI Herry Sidharta mengaku aksi tersebut sulit terwujud tahun ini. Padahal bank berlogo angka 46 ini sejatinya telah mengkaji potensi akusisi terhadap 3 bank alit.
“Sudah ada beberapa calon, tapi dalam kondisi likuiditas yang ketat kami fokus ke internal dulu, Ini juga agak sulit, karena setelah dilakukan perhitungan masih belum memenuhi syarat kami. Kalau ada yang memenuhi syarat, kemungkinan akuisisi tetap terbuka," katanya Rabu (22/1) di Jakarta.
Baca Juga: BI melihat ada prospek pemulihan ekonomi global pada tahun 2020
Herry menambahkan, pihaknya punya kriteria bank kecil yang potensial diakusisi. Salah satunya bank tersebut mesti punya return of equity (RoE) di atas 14% yang merupakan rasio perseroan Desember 2019 lalu.
Selain soal fokus internal, rencana akuisisi BNI tak bisa dilakukan segera sebab, sebagai bank pelat merah perseroan kini tengah menghadapi moratorium pendirian anak perusahaan atau perusahaan patungan melalui Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara SK-315/MBU/12/2019 12 Desember 2019 lalu.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai bank besar memang tak perlu tergesa-gesa jika berencana melakukan akuisisi bank cilik. Sebaliknya, bagi bank kecil sekarang adalah waktu yang tepat cari investor.
“Konsekuensinya, nilai bank kecil makin turun kalau tidak mau konsolidasi. Kalau sekarang, nilai masih tinggi, kalau sudah mau tenggat, pasti jatuh harganya,” katanya.
Baca Juga: BI tahan suku bunga acuan 5%, ini emiten properti yang sahamnya naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News