Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - PT Bank Mandiri Tbk terus berupaya meningkatkan alokasi pembiayaan berkelanjutan sebagai bagian dari penerapan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG). Hingga semester I-2023, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan Sustainable Portfolio sebesar Rp241 trilun.
Realisasi kucuran dana tersebut terbagi dalam Green Portfolio senilai Rp115 triliun dan Social Portfolio sebesar Rp126 triliun. Beberapa sektor yang mendominasi antara lain Pengelolaan SDA Hayati Berkelanjutan sebesar Rp95,6 triliun, Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar Rp8,8 triliun, Produk Eco-Efficient sebesar Rp4,7 triliun, serta Transportasi Ramah Lingkungan sebesar Rp3,2 triliun.
Bank Mandiri menyadari bahwa perubahan iklim tak hanya mengancam keberlangsungan hidup manusia di bumi, tapi juga berdampak besar pada sektor perekonomian. Karena itu, Bank Mandiri terus mendorong penuh terwujudnya ekonomi hijau.
“Selain mendukung program pemerintah menuju ekonomi rendah karbon dan energi terbarukan, penerapan ESG dalam setiap aktivitas bisnis Bank Mandiri juga bertujuan mencapai Lead Indonesia’s Transition to Low Carbon Economy,” ujar Darmawan Junaidi Direktur Utama Bank Mandiri, di Jakarta, Kamis (27/7).
Bank pelat merah ini juga menerapkan pilar perbankan berkelanjutan atau sustainable banking melalui pengembangan produk keuangan berkelanjutan.
“Di sisi lain, kami juga menjadi yang terdepan dalam pengembangan produk maupun jasa keuangan ke green asset melalui pembiayaan dan pendanaan, seperti Sustainability Bond 2021, Green Bond 2023, ESG Repo, penyaluran Green Loan dan Sustainability Linked Loan, serta peluncuran produk reksa dana berbasis ESG,” pungkasnya.
Darmawan menguraikan, pada Mei 2023, Bank Mandiri telah menerbitkan Green Bond Tahap I senilai Rp5 triliun atau separuh dari total target Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Green Bond sebesar Rp10 triliun. Sebagaimana dalam POJK 60 Tahun 2017, nantinya dana yang dihimpun tersebut akan digunakan kembali untuk membiayai Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).
“Penerbitan Green Bond ini sekaligus mempertegas konsistensi kami dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) Indonesia 2060,” tegas Darmawan.
Tak hanya itu, Bank Mandiri bahkan menerapkan persyaratan kriteria minimum terhadap pembiayaan produk berkelanjutan seperti Sustainablity Linked Loan, antara lain pada debitur di sektor emisi karbon tinggi yakni industri semen dan peternakan. Pengelolaan potensi risiko melalui ESG Integration-Financials tersebut diharapkan dapat mendorong debitur bertransisi menuju kegiatan usaha yang lebih ramah lingkungan.
Ke depan, Bank Mandiri akan terus mengupayakan peningkatan penyaluran kredit hijau agar semua pemangku kepentingan seperti investor, pemerintah dan masyarakat semakin menyadari pentingnya mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik dalam segala keputusan perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News