kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank masih terus memupuk pencadangan sebagai upaya memitigasi resiko


Kamis, 29 Juli 2021 / 17:47 WIB
Bank masih terus memupuk pencadangan sebagai upaya memitigasi resiko
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di kantor cabang Bank Mandiri Jakarta, Kamis (29/7). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/07/2021.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

Untuk mengantisipasi resiko NPL, bank ini sudah mengalokasikan pencadangan 177% terhadap NPL hingga Juni atau senilai Rp 6,7 triliun. Itu meningkat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 117,2%.

Untuk saat ini, Dadi menilai jumlah tersebut sudah memadai. Namun, tidak tertutup kemungkinan ditambah sesuai dengan perkembangan NPL dan perkembangan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

"Pencadangan sebetulnya suatu proses yang berkesinambungan. Memang kadang ada yang hanya proses satu kali kalau terjadi hal yang luar biasa. Seperti pada November 2020, kami melakukan pencadangan one off dalam jumlah besar karena dampak pandemi dan tingginya restrukturisasi. Tetapi setelahnya dilakukan berkesinambungan. CKPN 177% saat ini kami rasa sudah cukup memadai. Tetapi akan terus kami kalibrasi sesuai perkembangan NPL kami," kata Dadi dalam paparan virtual, Rabu (28/7).

Baca Juga: Semester I 2021, pembiayaan Bank Syariah Indonesia (BRIS) tumbuh di atas 10%

Dadi bilang, pihaknya akan berupaya menjaga NPL tidak menembus 3,5% meskipun kebijakan PPKM bisa mempengaruhi kualitas aset ke depan. Sampai akhir tahun, Bank Danamon menargetkan menjaga NPL di kisaran 3%-3,3%. 

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengaku pihaknya masih optimis mengejar target kredit tumbuh 6%-7% hingga penghujung 2021 meskipun PPKM menekan laju kredit perseroan yang sudah mulai lari kencang di kuartal II.

Saat ini, BTN telah memiliki pencadangan NPL covarege ratio di level 120,72% lebih tinggi dibandingkan paruh pertama 2020 sebesar 107,9%. Haru bilang, ada kemungkinan pencadangan akan ditambah sesuai dengan perkembangan kolektabilitas kredit perseroan. BTN akan menjaga rasio non performing loan (NPL) sekitar 3,8%- 3,9% sampai akhir tahun. 

Sedangkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) telah memiliki pencadangan NPL covarege ratio di level 120,72%, lebih tinggi dibandingkan paruh pertama 2020 sebesar 107,9%. 

Baca Juga: Ditopang kredit korporasi, kredit Bank Mandiri naik 16,4% pada semester I

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, ada kemungkinan pencadangan akan ditambah sesuai dengan perkembangan kolektabilitas kredit perseroan. 

BTN berhasil meningkatkan kualitas asetnya dimana NPL gross per Juni 2021 turun level 4,1% dari 4,71% pada periode yang sama tahun lalu. Perseroan menargetkan NPL bisa semakin menurun ke level 3,8%-3,9% sampai akhir tahun. 

Selanjutnya: Ini kata BCA soal fee merchant discount rate sebesar 0,5%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×