kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Bank Mega: Aset kami kini Rp 100 triliun lebih, pecah telur


Jumat, 06 Maret 2020 / 11:07 WIB
Bank Mega: Aset kami kini Rp 100 triliun lebih, pecah telur


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mega Tbk (MEGA) mengaku tahun lalu menjadi bank yang mencatat pertumbuhan kinerja intermediasi tertinggi di tanah air. Bank milik taipan Chairul Tanjung ini tahun lalu mencatat pertumbuhan 25,47% (yoy), dari Rp 42,52 triliun pada 2018 menjadi Rp 53,01 triliun akhir tahun lalu.

“Pertumbuhan kredit kami mencapai 25% tahun lalu, jauh lebih besar dibandingkan peers kami di BUKU 3 yang pertumbuhannya negatif 5%, dan jauh lebih tinggi dibandingkan industri yang cuma tumbuh 6%. Kami menjadi bank yang mencatat pertumbuhan kredit tertinggi tahun lalu,” kata Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib saat paparan publik, Kamis (5/3) di Jakarta.

Baca Juga: Bangkok Bank bisa integrasikan cabang di Indonesia dengan Bank Permata

Kredit Bank Mega utamanya ditopang dari segmen korporasi yang tersalurkan Rp 23,19 triliun dengan pertumbuhan 51,27% (yoy), kemudian sektor joint financing yang tumbuh 14,37% (yoy) senilai Rp 15,36 triliun.

Adapun di segmen konsumsi pertumbuhan bisnis kartu kredit perseroan tumbuh 2,23% (yoy) menjadi Rp 7,88 triliun. Sedangkan segmen ritel dan komersial tumbuh 14,06% (yoy) senilai Rp 6,65 triliun.

Kualitas kredit perseroan juga dapat dijaga dengan baik, meskipun tercatat sedikit meningkat. Tahun lalu rasio non performing loan (NPL) gross perseroan berada di kisaran 2,46%, meningkat 86 bps dibandingkan akhir 2018 sebesar 1,60%.

Direktur Kredit Bank Mega Madi Darmadi Lazuardi bilang kredit macet perseroan tahun lalu meningkat akibat salah satu debiturnya tersangkut perkara hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Baca Juga: Soal corona, Maybank bantu debitur manufaktur diversifikasi pengadaan bahan baku

“Ada salah satu debitur kami, perusahaan Migas yang PKPU, ini satu-satunya sumber kenaikan NPL kami tahun lalu. Tapi saat Januari lalu sudah beres sehingga NPL kami juga sudah kembali membaik di level 1,2%,” katanya kepada Kontan.co.id usai paparan.




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×