kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Mega dalam posisi kuat di industri perbankan, ini indikatornya


Sabtu, 05 Desember 2020 / 13:37 WIB
Bank Mega dalam posisi kuat di industri perbankan, ini indikatornya


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idAA- dengan prospek stabil kepada PT Bank Mega Tbk. Obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan, juga memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya.

Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan. “Peringkat tersebut mencerminkan posisi Bank Mega yang kuat di industri perbankan dengan dukungan sinergi usaha dari CT Corpora (Grup), tingkat permodalan yang superior, dan profil likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh profil kualitas aset yang moderat akibat pandemi Covid-19 dan kompetisi yang ketat pada dana ritel,” kata Pefindo dalam keterangan resmi, Jumat (4/12).

Baca Juga: Mega Corpora, Perusahaan Milik Chairul Tanjung Kuasai 26% Saham Bank Bengkulu

Peringkat tersebut dapat dinaikkan jika Bank Mega mampu memperkuat posisi pasar secara substansial, dan pada saat yang sama meningkatkan profil kualitas aset secara konsisten.

Peringkat dapat diturunkan jika pangsa pasar Bank di industri perbankan terus menurun, atau jika indikator keuangan Bank mengalami pemburukan yang signifikan, khususnya pada profil permodalan dan likuiditas.

“Kami menilai penyebaran Covid-19 dapat meningkatkan profil risiko industri perbankan secara keseluruhan, dengan menyebabkan penurunan kegiatan usaha yang signifikan di semua sektor industri yang berujung kepada penurunan permintaan atas kredit dan jasa perbankan lainnya,” tambah Pefindo.

Selain itu, penurunan kegiatan usaha juga dapat memperlemah kemampuan debitur dalam melakukan pembayaran kewajiban dan menyebabkan pemburukan kualitas aset bank yang selanjutnya akan memberikan tekanan terhadap indikator profitabilitas dan likuiditas bank.

Pefindo menilai dampak dari pandemi Covid-19 terhadap profil kredit Bank Mega dapat terkelola, didukung oleh posisi pasar Bank yang kuat dengan dukungan sinergi usaha dari Grup, tingkat permodalan yang superior, dan profil likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang kuat.

Namun demikian, kami juga mencatat bahwa Bank terpapar pada sektor-sektor yang terdampak oleh pandemi seperti perdagangan, restoran dan hotel, pertambangan, konstruksi, transportasi, industri pengolahan, dan perusahaan pembiayaan, keseluruhannya mencakup sekitar 72,3% dari total kredit Bank per 30 September 2020.

Baca Juga: Mega Corpora boleh membeli saham Bank Bengkulu hingga 26%

“Tambahan kredit bermasalah dari debitur-debitur di sektor ini dapat menimbulkan tekanan terhadap profil kualitas aset Bank Mega. Bank Mega adalah bank swasta komersial, yang memiliki fokus pada segmen korporasi dan konsumen,” pungkas Pefindo.

Per 30 September 2020, pemegang saham Bank adalah PT Mega Corpora (58,02%) dan publik (41,98%). PT Mega Corpora merupakan perusahaan holding yang berfokus pada sektor jasa keuangan, dan 99,99% sahamnya dimiliki oleh CT Corpora.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×