kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank menakar dampak beleid lapak daring


Minggu, 08 Desember 2019 / 17:49 WIB
Bank menakar dampak beleid lapak daring
ILUSTRASI. Ilustrasi belanja berbagai macam barang di situs perdagangan atau belanja online seperti tokopedia.com. Foto di Jakarta (7/4). KONTAN/Daniel Prabowo/07/04/2010


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .

Sementara Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) Efidnal Alamsyah menjelaskan terbitnya beleid pelapak daring ini tak bakal banyak mempengaruhi penyaluran kredit perseroan ke segmen UMKM.

“Tidak berpengaruh, karena selama ini target kredit UMKM kami adalah usaha produktif yang perizinannya sudah lengkap,” katanya kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Begini harapan pengusaha dan konsultan pajak tentang omnibus law perpajakan

Pascamerger dengan PT Bank Dinar Indonesia, segmen kredit UMKM memang jadi salah satu segmen utama yang dibidik untuk menopang kredit. Agustus lalu, bahkan perseroan juga telah meluncurkan produk merchant loan yang khusus menyasar para pelapak daring.

Efdinal bilang perseroan juga telah bekerja sama untuk menyalurkan merchant loan dengan sejumlah platform belanja daring macam BukaLapak, dan Tokopedia, maupun penyelenggara dompet digital.

Dengan produk ini, Bank Oke menargetkan untuk meraih pertumbuhan kredit UMKM sebesar 25%. Sementara hingga akhir tahun perseroan menargetkan merchant loan, dan payroll loan yang diluncurkan bersamaan bisa disalurkan hingga Rp 100 miliar.

Baca Juga: Pemerintah kembali atur e-commerce, aspek perpajakan sedang diramu

“Porsi penyaluran kredit UMKM Bank Oke sendiri telah mencapai 32,48% dari total kredit,” lanjut Efdinal. Nilai tersebut kurang lebih setara Rp 1,07 triliun dari total kredit per Oktober 2019 senilai Rp 3,30 triliun.

Adapula Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna Hengky Suryyaputra menyatakan perseroan kini masih mengkaji dampak terbitnya beleid ini ke bisnis perseroan.

Maklum, hampir 70% dari total kredit perseroan memang tersalurkan ke segmen kredit UMKM. Jika mengacu Laporan Keuangan Bulan Oktober 2019 dengan total kredit Rp 7,14 triliun, maka perseroan telah menyalurkan kredit UMKM senilai Rp 5 triliun lebih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×