kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank nilai penyalur KUR sudah tepat sasaran


Selasa, 06 Desember 2016 / 19:58 WIB
Bank nilai penyalur KUR sudah tepat sasaran


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemerintah berencana mengkaji ulang penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar kredit lebih banyak tersalur ke debitur dengan sektor prioritas antara lain pertanian dan perikanan.

Direktur Mikro dan Bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Mohammad Irfan menyebut, memang idealnya kredit disalurkan untuk sektor ekonomi produkti seperti pertanian, peternakan atau perikanan serta industri pengolahan.

"Apalagi KUR yang merupakan program pemerintah dan debitur dapat keringanan seperti boleh tidak bankable selama usahanya layak, ditambah adanya subsidi bunga," jelas Irfan dalam pesan singkat kepada KONTAN, Selasa (6/12).

Tapi nyatanya, justru realisasi KUR sampai dengan saat ini masih lebih banyak disalurkan kepada sektor perdagangan. Menurut Irfan, selama ini bank-bank penyalur KUR sudah sesuai ketentuan.

Sebagai informasi, pertumbuhan penyaluran kredit berdasarkan analisis uang beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI) Oktober 2016 menyatakan, posisi Kredit Modal Kerja (KMK) tercatat sebesar Rp 1.936,5 triliun atau tumbuh 5,9% (year on year/yoy) atau lebih tinggi bila dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 4,1%.

Tercatat peningkatan KMK terutama pada subsektor konstruksi serta pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan masing-masing dari 21,1% dan 10,4% yoy pada September 2016 menjadi 21,7% dan 14,2% pada Oktober 2016. Jumlah KMK yang tersalurkan nyatanya lebih besar jika dibandingkan dengan kredit investasi (KI) yang hanya sebesar Rp 1.068,8 triliun pada Oktober 2016 atau meningkat 10,1% secara yoy.

Irfan menjelaskan, secara umum alasan perbankan lebih gencar menyalurkan kredit ke sektor perdagangan antara lain sektor tersebut mampu menciptakan penggandaan modal. "Ada distributor utama, sub distributor, retailer. Dari produsen ke konsumen suatu barang atau komoditi bisa melalui rantai yang cukup panjang," katanya.

Sementara, sektor pertanian punya keterbatasan debitur. Pasalnya petani tidak banyak bisa melakukan ekspansi dari segi usaha. Alhasil, pertumbuhan permintaan kredit sektor pertanian atau produktif memang tidak sebesar sektor perdagangan. Atas hal itu, Irfan menyebut jika ke depan KUR akan diarahkan kepada sektor ekonomi produktif atau pertanian dalam arti luas serta industri pengolahan sesuai dengan arahan pemerintah, tentu akan lebih mendorong para pelaku usaha UMKM untuk berekspansi. 

Per 25 November BRI telah menyalurkan Rp 7,70 triliun KUR ritel kepada 52.716 debitur, sementara sebesar Rp 56,62 triliun KUR mengalir ke segmen mikro dengan jumlah debitur 3,63 juta. Asal tahu saja, Bank pelat merah ini menargetkan dapat menyalurkan KUR mikro dan ritel hingga Rp 67,5 trilliun di akhir 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×