kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Bank pelat merah pikul beban restrukturisasi kredit terberat


Selasa, 02 Juni 2020 / 19:06 WIB
Bank pelat merah pikul beban restrukturisasi kredit terberat
ILUSTRASI. Suasana transaksi keuangan di Bank BTN Jakarta, Selasa (19/5). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. akan menyalurkan Subsidi Selisih Bunga (SSB) untuk kredit rumah murah sebanyak 146.000 unit./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/19/05/2020


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat bank pelat merah bakal memikul beban paling berat terkait restrukturisasi kredit terimbas pandemi. Bank-bank milik pemerintah ini ditaksir bakal memikul lebih 60% potensi restrukturisasi.

Dari catatan OJK hingga 28 Mei 2020, potensi restrukturisasi kredit bakal mencapai Rp 1.338,27 triliun yang berasal dari 15,32 juta debitur. Sementara nilai yang bakal dipikul bank pelat merah Rp 809,24 triliun atau setara 60,46% nilai potensi. Sedangkan jumlah potensi jumlah debiturnya mencapai 11,83 setara 77,24%.

Baca Juga: Laba Bank Amar meningkat empat kali lipat di tahun 2019

Direktur Finance & Treasury PT bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Nixon LP Napitupulu mengafirmasi hal ini, ia bilang pandemi yang sulit prediksi kapan dapat teratasi jadi biang keladi.

“Sampai April kami sudah merestrukturisasi 80.000 debitur, kalau dilihat dari total 4 juta debitur kami memang masih cukup rendah angkanya. Namun ke depan angkanya memang akan bertambah, kami proyeksi mungkin sampai 20% portofolio kredit,” katanya kepada KONTAN, Selasa (2/5).

Meskipun potensi restrukturisasi bakal meningkat, Nixon mengaku perseroan punya mitigasi risiko yang solid. Termasuk tak sembarang menyetujui permohonan dari debitur, agar proses restrukturisasi tepat sasaran.

Di sisi lain, bank dengan bisnis utama di sektor kredit perumahan ini juga telah membentuk pencadangan yang solid dengan rasio mencapai 105,7% pada Maret 2020. Selama lima tahun terakhir rasio pencadangan BTN paling tinggi 50%.

Baca Juga: April 2020, pembiayaan multiguna Mandiri Tunas Finance anjlok 77%

Dengan mitigasi yang solid, Nixon mengaku restrukturisasi kredit akibat pandemi akan tetap mengganggu pendapatan perseroan. Apalagi bisnis properti yang tengah berantakan saat ini.

“Dari aspek NPL memang tak akan berpengaruh karena ada kebijakan restrukturisasi dari OJK, tapi pendapatan, marjin bunga bersih akan tetap menurun,” sambungnya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×