Reporter: Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Demi menjaga ketahanan modal dan menyambut ketentuan Basel III di tahun 2015, Bank Permata sedang mengkaji penerbitan subdebt (obligasi subordinasi) dan penawaran saham terbatas (rights issue). Dari dua aksi itu, emiten yang melantai di bursa dengan kode saham BNLI ini mengincar dana Rp 3 triliun–Rp 4 triliun.
Roy Arfandy, Plt Direktur Utama Bank Permata, mengatakan, rencana dua aksi pemupukan modal itu akan masuk rencana bisnis bank (RBB) yang diharapkan bisa tuntas pada November 2014. Ia memperkirakan, pihaknya bisa menerbitkan subdebt senilai Rp 1 triliun, serta rights issue sebesar Rp 2 triliun–Rp 3 triliun.
"Hitung-hitungannya sesuai kebutuhan modal dengan melihat pertumbuhan kredit. Selain itu, kami juga akan tetap memantau kondisi makroekonomi," kata Roy, Rabu (8/10). Asal tahu saja, Bank Permata juga berencana menerbitkan subdebt sebesar Rp 700 miliar hingga Rp 1 triliun pada sisa akhir tahun 2014.
Dari penerbitan obligasi subordinasi di tahun ini, Roy berharap bisa membuat Bank Permata mempertahankan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di level 16%. Dalam pelaksanaan obligasi subordinasi itu, Bank Permata menunjuk Standard Chartered Securities Indonesia, Mandiri Sekuritas, Indo Premier Securities, dan RHB OSK Securities Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi.
Rencananya, obligasi subordinasi Bank Permata akan mulai ditawarkan pada 20 Oktober–21 Oktober. Subdebt ini ditargetkan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 Oktober. Dalam prospektus yang terbit, kemarin, Bank Permata menyebut, subdebt berkelanjutan II tahap II ini memiliki jangka waktu 7 tahun. Kupon yang ditawarkan adalah sebesar 11,75% per tahun.
Tahun lalu, Bank Permata juga menerbitkan subdebt berkelanjutan II tahap I senilai Rp 1 triliun. Selain itu, Bank Permata juga merilis obligasi berkelanjutan I Permata, senilai Rp 1,5 triliun. Bank yang terafiliasi Grup Astra dan Standard Chartered Bank ini memang berupaya mendiversifikasi pendanaan dari pasar modal. Pelaksanaan subdebt tahun ini merupakan kelanjutan dari penerbitan obligasi sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News