Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Bank Permata turut bersaing dalam berebut kue bisnis ritel di industri perbankan Indonesia yang memang kian sengit.
Sebagaimana diketahui, ada tiga bank asing yang bisnis konsumernya makin besar berkat akuisisi, di antaranya ada bank United Overseas Bank Limited (UOB) yang mengakuisisi bisnis konsumer Citigroup, Bank Danamon yang mengakuisisi kredit ritel Standard Chartered Indonesia, dan Bank OCBC NISP yang baru-baru ini mengakuisisi 99% saham milik Commonwealth Bank of Australia (CBA).
Direktur Ritel Banking Bank Permata Djumariah Tenteram mengungkap, pihaknya akan selalu mengoptimalisasi strategi retail banking dengan memberikan pelayanan the best customer experience secara digital, yang akan diperhatikan melalui perilaku nasabah maupun non-nasabah di ranah digital.
“Kalau kita lihat tiga tahun terakhir ini, perilaku dari customer itu lebih banyak ke digital. Jadi, secara kesinambungan, fokus kami adalah bagaimana caranya bisa men-deliver the best customer experience, terutama pengalaman experience secara digital,” ucap Djumariah dalam paparan publik Bank Permata, Kamis (23/11).
Baca Juga: Ini Proyeksi Kredit Perbankan Tahun 2024, Tumbuh Lebih Tinggi
Oleh karena itu, Djumariah menyebut Bank Permata akan selalu mengembangkan pelayanan digital secara konsisten sehingga bisa menjangkau nasabah ke berbagai produk.
“Jadi dengan mudah, retail customer ini bisa menjangkau produk-produk konsumen secara digital di manapun mereka berada. Itu salah satu strateginya kita,” ujar Djumariah.
Selain itu, Djumariah mengungkap, strategi lainnya yakni melakukan kerja sama dengan mitra bisnis untuk meningkatkan atau untuk mengakselerasi pertumbuhan di segmen bisnis ritel.
Djumariah menyebut, selama ini bisnis ritel Bank Permata sangat berkonsentrasi pada segmen consumer loop. Di tahun 2024, ia mengatakan pihaknya akan memperluas bisnis ritel ke segmen produksi.
“Jadi pemberian melalui segmen SME, terutama kepada segmen atau bisnis yang produktif itu akan menjadi sesuatu yang kita fokuskan tahun depan tanpa meninggalkan segmen consumer,” kata Djumariah.
Sebagai informasi, penyaluran kredit Bank Permata sampai dengan kuartal III 2023 masih meningkat di semua segmen, baik di segmen korporasi dan komersial maupun retail banking. Pertumbuhan ini mayoritas dikontribusikan oleh kredit korporasi dan KPR.
Per September 2023, total kredit Bank permata mencapai Rp 138,9 triliun, atau tumbuh 2,4% secara tahunan (YoY). Didominasi segmen korporasi 84%, segmen bisnis korporasi dan komersial masih menjadi penggerak roda bisnis perbankan dengan kenaikan 3,1% YoY sebesar Rp 89,1 triliun. Sementara itu, kredit dari segmen retail banking ada di kisaran Rp 49 triliun dengan pertumbuhan 1,2% YoY.
Adapun komposisi kredit dari segmen retail banking ini didominasi oleh Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) 59%, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 24%, pembiayaan bersama 9%, kredit perorangan 5%, dan kartu kredit 4%.
Terkait dengan pertumbuhan kredit bisnis retail banking di tahun depan, Djumariah menyebut, besaran angkanya akan sesuai dengan kondisi industri, sementara total anggarannya masih dalam tahap finalisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News