kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Sulut dan BTN merilis obligasi Rp 3 triliun


Jumat, 27 Juni 2014 / 07:00 WIB
Bank Sulut dan BTN merilis obligasi Rp 3 triliun
ILUSTRASI. Membuat Ikan Dori Kuah Tomyam cukup mudah (Dok/Dapur Kobe)


Reporter: Adhitya Himawan, Issa Almawadi, Dea Chadiza Syafina, Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Kendati mengerem laju pertumbuhan kredit, bank masih saja haus mencari dana segar dari pasar modal untuk memperkuat ekspansi bisnis. Terbaru, ada Bank Sulawesi Utara (Sulut) yang berencana menerbitkan surat utang hingga sebesar Rp 1 triliun.

Bank Sulut bakal mencari dana segar lewat dua skema. Pertama, penerbitan obligasi sebesar Rp 750 miliar bertenor lima tahun. Kedua, merilis obligasi subordinasi atawa subdebt sebesar Rp 250 miliar, tenor tujuh tahun.

Dua obligasi ini siap meluncur di pasar dalam waktu dekat. "Dua surat utang ini mendapat peringkat A untuk obligasi dan peringkat BBB untuk subdebt dari lembaga pemeringkat Fitch," demikian pernyataan Fitch Rating seperti dikutiip Bloomberg, kemarin.

Bank Sulut tidak sendirian mencari dana segar. Bank Tabungan Negara (BTN) juga bersiap merilis obligasi Rp 2 triliun di kuartal III 2014. Maryono, Direktur Utama BTN, mengatakan, penerbitan obligasi sudah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB).

Awalnya, BTN berencana merilis obligasi di semester I. "Penundaan semata-mata demi memperoleh momen yang tepat berkaitan dengan situasi pasar," ujar Maryono, Rabu (26/6). Bank Internasional Indonesia (BII) pun akan menerbitkan obligasi subordinasi Berkelanjutan II Bank BII Tahap I.

Thila Nadason, Direktur Keuangan BII, bilang, target dana segar dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) sebesar Rp 3 triliun. Angka ini lebih tinggi dua kali lipat dari jumlah emisi tahap I yang sebesar Rp 1,5 triliun.

Setali tiga uang, Bank Mayapada juga berniat merilis obligasi subordinasi di kuartal IV nanti. Di saat bersamaan, Bank Mayapada akan menerbitkan saham baru alias right issue. Lewat dua aksi korporasi ini, bank Mayapada mengincar dana segar mencapai Rp 1 triliun.

Menunggu pasar

Namun tak semua bank bernyali untuk mencari dana segar di pasar modal. Lihat saja Bank Himpunan Saudara 1906 yang mengurungkan niat menerbitkan dua obligasi. "Bank Saudara membatalkan rencana emisi obligasi Bank Saudara III dan obligasi subordinasi Bank Saudara II tahun 2014, yang rencananya akan diterbitkan pada triwulan II tahun 2014," tulis Makfut Musafak, Sekretaris Perusahaan Bank Saudara kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/6).

Awalnya, Bank Saudara berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 250 miliar dan subdebt Rp 250 miliar untuk keperluan ekspansi kredit. Tren bunga tinggi dan fluktuasi pasar menjadi pertimbangan bank ini menunda atau membatalkan niat menerbitkan obligasi.

Sementara itu, Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP mengatakan, NISP tengah mengkaji kemungkinan penundaan penerbitan obligasi tahun ini yang sebesar Rp 3 triliun. "Kalau kemahalan (bunganya), akan kami tunda sampai tahun depan. Kami lihat kondisi pasar dulu," ujar Parwati.

Wan Razly Abdullah, Direktur Keuangan Bank CIMB Niaga bilang, pihaknya menunggu data-data ekonomi dan hasil pemilu sebelum mengeksekusi sisa emisi obligasi berkelanjutan Rp 4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×