Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan swasta dengan modal inti di atas Rp 30 triliun atau Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV memilih memasang target pertumbuhan konservatif di tahun 2020 mendatang. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya mematok pertumbuhan kredit satu digit di level 7%-8% saja secara year on year (yoy).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memandang kondisi ekonomi yang masih belum stabil, membuat industri termasuk perbankan lebih waspada dalam melakukan ekspansi. "Kami agak konservatif, strategi kami di awal 2020 mem-budget angka yang tidak terlampau tinggi," ujar Jahja dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR-RI di Jakarta, Kamis (28/11).
Baca Juga: CNAF targetkan pembiayaan dan laba tumbuh 30% pada tahun depan
Lebih lanjut, kendati kredit dipatok tipis menurutnya kondisi likuiditas BCA masih sangat tebal. Hal ini ditandakan dengan prediksi loan to deposit ratio (LDR) BCA yang masih akan stabil di kisaran 81% pada 2020.
Namun, bukan berarti ruang ekspansi kredit terbatas di tahun depan. Sebab, bank swasta terbesar ini menyebut bila kondisi ekonomi terpantau stabil dan terus membaik di tahun depan, bukan tidak mungkin kredit BCA bisa tumbuh hingga dua digit. "Kita me-manage kredit secara hati-hati. Mending konservatif namun ketika ekonomi berkembang, kita siap untuk maju," imbuh Jahja.
Sekadar informasi saja, hingga kuartal III 2019 lalu BCA mencatatkan penyaluran kredit meningkat 10,9% secara yoy menjadi Rp 585 triliun. Adapun, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dan LDR tercatat masing-masing 23,8% dan 80,6% di September 2019.
Baca Juga: Lippo lepas 70% kepemilikan sahamnya, OVO jelaskan duduk perkaranya
Bukan hanya BCA saja, salah satu bank BUKU IV lainnya yakni PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin) juga tak mau memasang target tinggi. Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo mengatakan pihaknya hanya memproyeksi kredit bisa tumbuh 5%- sampai 7%.
Selain dari sisi kredit, Bank Panin memprediksi dana pihak ketiga (DPK) di 2020 bisa tumbuh 9%-11% secara yoy. Dengan memakai asumsi pertumbuhan tersebut, maka aset diharapkan bisa ikut tumbuh sejalan di level 7%-9% tahun depan.
Dalam pemaparannya, pria yang akrab disapa Herwid ini memproyeksi laba bersih tumbuh di level 7%-9% tahun depan. Tentunya dengan rasio non performing loan (NPL) terjaga di kisaran 2,61%. "Target bertitik total pada upaya menjaga prudential banking, efisiensi dan menjaga NPL pada posisi yang sehat," tuturnya.
Baca Juga: Perluas produk, CNAF bakal ganti nama jadi CIMB Finance
Setali tiga uang, bank BUKU IV swasta lain yakni PT Bank CIMB Niaga ikut meramal pertumbuhan kredit sebesar 7% saja tahun depan. Menurut Direktur Perbankan Syariah CIMB Niaga Pandji Djajanegara pun mengakui bahwa pertumbuhan aset perseroan belakangan ini memang mengalami perlambatan. Terutama disebabkan oleh adanya beberapa faktor komoditas yang melambat.
Pun, kondisi likuiditas juga menjadi isu penting yang terjadi di tahun ini. Untuk itu, bank bersandi saham BNGA ini tengah melakukan transformasi dari sisi digital untuk mendongkrak kebutuhan pendanaan. Sementara itu, DPK CIMB Niaga di tahun depan diproyeksi bisa tumbuh hingga 7,1% secara yoy. "Dengan dana murah naik 8,1% secara tahunan," kata Pandji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News