Reporter: Roy Franedya | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perbankan syariah optimis memenuhi target pangsa aset di atas 6% dari aset induknya tahun depan. Salah satu cara yang ditempuh dengan meningkatkan sinergi dan menggunakan fasilitas induk.
Direktur Bank Central Asia (BCA), Suwignyo Budiman, mengatakan dalam mengembangan BCA syariah, pihaknya akan menyediakan beberapa bantuan seperti penggunaan jaringan Anjungan Tunai (ATM) dan melatih terhadap Sumber Daya Insani (SDI) syariah dalam learning Center BCA.
"Kami juga persilahkan Hallo BCA digunakan BCA syariah sehingga pengaduan nasabah jadi terpadu. Hal ini cukup mengurangi biaya sehingga lebih efisien dalam menyalurkan pembiayaan," ujar Suwignyo pekan lalu. Suwignyo menambahkan sinergi lainnnya dalam segmentasi pasar.
BCA akan menggarap nasabah kelas menengah ke atas sementara BCA Syariah nasabah usaha kecil mikro kecil menengah (UMKM). "Nasabah UMKM kami arahkan ke BCA syariah karena BCA tidak mampu biayai mereka karena setting kami bank transaksi," katanya.
Kepala Unit Usaha Syariah Bank OCBC NISP, Koko T Rachmadi, mengatakan untuk meningkatkan pangsa aset, pihaknya akan menerapkan 3 strategi. Yakni, meningkatkan distribution channel pada cabang NISP konvensional. Saat ini cabang UUS NISP sebanyak 6 unit dan office channeling 191 unit.
NISP Syariah juga menggunakan teknologi informasi (IT) induk seperti mobile banking dan jaringan ATM. NISP Syariah akan meminta induk melakukan pendampingan dalam service quality dan standard procedure operasional (SOP). "Pendampingan likuiditas dan permodalan dilakukan induk agar masalah bisa diminimalisir," ujarnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo), Ahmad Permana, mengatakan target pangsa aset syariah tidak mudah diraih karena induk sudah besar terlebih dahulu. Jadi, bukan karena bisnis syariah lesu.
"Bila BI memperbolehkan bank syariah menggunakan induk untuk pembiayaan maka target bisa dicapai. Tetapi pengembangan model ini menuntut induk berbesar hati," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News