Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Syariah Nasional (BSN) menegaskan kesiapan memperkuat penetrasi perbankan syariah nasional usai resmi menerima pelimpahan aset dan liabilitas Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN).
Setelah proses spin-off yang difinalisasi melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 November 2025, BSN kini mengelola aset sekitar Rp 71 triliun dan menargetkan pertumbuhan aset menembus Rp 100 triliun dalam dua tahun ke depan.
Dalam RUPSLB yang digelar di Jakarta, Rabu (19/11), jajaran pemegang saham menyetujui empat mata acara, termasuk penerimaan pemisahan UUS BTN dan penambahan modal dasar, modal ditempatkan, serta perubahan anggaran dasar perseroan.
RUPSLB dipimpin Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen BSN, Bahrullah Akbar, didampingi jajaran komisaris dan direksi.
Baca Juga: Dapat Restu RUPSLB, UUS BTN Akan Resmi Berpindah ke BSN pada 22 Desember 2025
Wakil Direktur Utama BSN Arga M. Nugraha mengatakan perseroan telah menyetujui penerimaan seluruh hak, kewajiban, serta tanggung jawab UUS BTN sebagai modal disetor dan ditempatkan. Pengalihan tersebut akan berlaku efektif pada tanggal efektif pemisahan sesuai ketentuan regulasi.
“Kami memastikan seluruh proses pemisahan dilakukan sesuai ketentuan perundang-undangan dan prinsip tata kelola yang baik (GCG),” ujar Arga dalam keterangannya, Rabu (19/11/2025).
Aset Melonjak, Pondasi Bisnis Dinilai Solid
BTN selaku pemegang saham pengendali BSN menilai pembentukan entitas syariah tersebut sebagai momentum strategis. Direktur Consumer Banking BTN, Hirwandi Gafar, menyampaikan apresiasi terhadap kinerja UUS BTN yang menunjukkan pertumbuhan kuat dalam beberapa tahun terakhir.
Aset UUS BTN tercatat sebesar Rp 60,56 triliun pada Desember 2024, kemudian meningkat menjadi Rp 68,36 triliun pada September 2025. Setelah finalisasi pelimpahan aset dalam RUPSLB BSN, total aset BSN mencapai Rp 71,3 triliun per November 2025.
Baca Juga: BTN Resmi Pisahkan Unit Syariah Jadi BSN.
“Pertumbuhan aset yang solid menegaskan bahwa UUS BTN memiliki fundamental bisnis kuat untuk melangkah ke fase berikutnya. Spin-off ini bukan hanya kewajiban regulasi berdasarkan UU P2SK dan POJK No.12/2023, tetapi juga momentum strategis bagi peningkatan skala bisnis syariah,” ujar Hirwandi.
Dengan dukungan BTN sebagai induk, ia optimistis BSN mampu mencapai target aset di atas Rp 100 triliun dalam dua tahun.
“Sinergi BTN dan BSN akan menciptakan pertumbuhan berimbang antara bisnis konvensional dan syariah, sekaligus memperkuat citra BTN Group sebagai perbankan nasional yang inklusif, inovatif, dan berorientasi pada sustainability banking,” imbuhnya.
Perubahan Pengurus dan Dewan Pengawas Syariah
RUPSLB juga menyetujui perubahan susunan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Misbahul Ulum yang sebelumnya diberhentikan dengan hormat kembali diangkat sebagai Ketua DPS BSN.
Sementara Mohammad Bagus Teguh Perwira dan Misbahul Ulum ditetapkan sebagai anggota DPS menggantikan formasi sebelumnya.
Baca Juga: Bank Syariah Nasional (BSN) Resmi Berdiri, Perkenalkan Identitas Baru
Selain itu, BSN juga merilis susunan lengkap komisaris dan direksi pasca spin-off, antara lain:
Komisaris:
-
Komisaris Utama/Komisaris Independen: Bahrullah Akbar
-
Komisaris Independen: Ilham Nurhidayatuloh
-
Komisaris Independen: Lukman Khakim
-
Komisaris: Machhendra Setyo Atmaja
-
Komisaris: Hilman Latief
Direksi:
-
Direktur Utama: Alex Sofjan Noor
-
Wakil Direktur Utama: Arga M. Nugraha
-
Direktur Finance, Strategy & Treasury: Abdul Firman
-
Direktur Consumer Banking: Mochamad Yut Penta
-
Direktur Risk Management: Beki Kanuwa
-
Direktur Network & Retail Funding: Ari Kurniaman
-
Direktur Human Capital & Compliance: Anton Rijanto
Selanjutnya: Menjelang Akhir Tahun 2025, Prospek Investasi Asuransi Jiwa Dinilai Menguat
Menarik Dibaca: Ini 5 Kripto Top Gainers saat Pasar Rebound, MYX Finance Jawaranya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













