Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) melihat perkembangan bisnis laku pandai (BSI Agen) cukup masif terutama di wilayah Aceh, Palembang dan Surabaya.
Hal ini tercermin dari jumlah agen laku pandai BSI per Februari 2024 telah mencapai 90.000 agen atau tumbuh 48,9% secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara, sepanjang tahun 2023, jumlah transaksi yang dilakukan melalui BSI Agen mencapai 19 juta transaksi atau sekitar Rp 48 triliun.
Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, mengatakan, tahun ini perseroan menargetkan adanya peningkatan terutama dari sisi transaksi tarik tunai, transfer maupun transaksi pembayaran.
Baca Juga: BSI Dorong Penguatan Transaksi Digital Masjid
"Saat ini perseroan juga tengah mempersiapkan infrastruktur untuk potensi peningkatan dana pihak ketiga (DPK) maupun referral pembiayaan melalui mitra agen laku pandai," ungkap Bob kepada kontan.co.id, Jumat (28/3).
Bob menjelaskan, kesepakatan bagi hasil antara BSI dengan BSI Agen diatur dalam perjanjian kerjasama yang sudah disepakati kedua belah pihak. Konsep bisnis kemitraan dengan BSI Agen adalah profit fee sharing dari setiap transaksi yang dilakukan, dengan menggunakan akad wakalah bil ujroh.
Dalam mengoptimalkan potensi agen ini, BSI berupaya mendorong jumlah BSI Agen di wilayah sub-urban yakni melakukan literasi keagenan serta menambah fitur-fitur transaksi, promo dan program menarik yang bisa dimanfaatkan oleh BSI Agen.
Baca Juga: BSI Optimistis Pembiayaan Griya Akan Tumbuh Dua Digit pada Tahun 2023
Di sisi lain, Bob menerangkan bahwa, dengan adanya QRIS tentu mempengeruhi transaksi melalui BSI Agen, namun demikian dengan adanya QRIS tentu menjadi akselerasi untuk memperluas inklusi akses pembayaran digital.
"Lalu, terkait dengan eksistensi BSI Agen tentu akan tetap tumbuh dan ada terutama di daerah-daerah yang notabene belum familiar dengan pembayaran digital, selain itu juga layanan yang dimiliki BSI Agen cukup lengkap dan tidak semua bisa diadopsi oleh QRIS," ungkapnya.
Asal tahu saja, beberapa waktu lalu, Bank Indonesia (BI) memperluas fungsi QRIS menjadi bisa melakukan transfer, tarik tunai hingga setor tunai. Fungsi tersebut tentunya diharapkan bisa memperluas inklusi akses pembayaran digital.
Baca Juga: BSI Optimistis Pembiayaan Griya Tumbuh Dobel Digit pada Tahun Ini
Memang, fitur tersebut menawarkan biaya yang lebih murah dibandingkan jika menggunakan layanan agen laku pandai. Sebagai informasi, laku pandai adalah program dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membuat bank memiliki layanan keuangan tanpa kantor.
Sebagai gambaran, fitur QRIS menawarkan biaya tarik tunai antar penyedia jasa pembayaran (PJP) dan agen senilai Rp 6.500 per transaksi. Itu lebih murah dibandingkan jika tarik tunai melalui agen yang bisa di kisaran Rp 10.000 hingga Rp 20.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News