Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mencatatkan laba bersih senilai Rp 4,2 triliun di kuartal III-2023, melonjak 31,04% secara year on year (YoY) dibandingkan dengan periode sama di tahun sebelumnya yang senilai Rp 3,21 triliun.
Pertumbuhan laba bersih BSI salah satunya ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 8,4% YoY menjadi Rp 15,17 triliun. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil tumbuh 7,4% menjadi Rp 12,8 triliun dan pendapatan berbasis biaya dan komisi mencapai Rp 3,02 triliun atau meningkat 12,4%.
Adapun pendapatan dari penyaluran dana tercatat tumbuh 14,77% YoY menjadi Rp 17,1 triliun pada kuartal III-2023 dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 14,9 triliun.
Baca Juga: Begini Kata BSI Soal Proses Divestasi Saham BNI dan BRI dari BRIS
pertumbuhan laba juga sejalan dengan penurunan rasio cost pembiayaan dari 1,96% pada sembilan bulan peratam tahun lalu menjadi 1,33%. Margin bersih bank berkode saham BRIS ini turun menjadi 5,93% dari 6,22% pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, pencapaian laba bersih BSI tersebut tidak mudah untuk dicapai di tengah suku bunga tinggi dan persaingan yang semakin ketat.
"Kami bersyukur dapat tumbuh dengan baik dan sustain. Kami harapkan juga bisa berlanjut di Kuartal IV di 2023 nantinya, dan juga harapannya terus tumbuh dengan baik di tahun 2024," kata Hery saat paparan kinerja perseroan, Selasa (31/10).
Sementara itu, dari sisi intermediasi, pembiayaan BSI tercatat ekspansif dengan pertumbuhan mencapai 15,9% menjadi Rp 231,6 triliun dari September tahun lalu.
Pertumbuhan pembiayaan merata di semua segmen. Pembiayaan korporasi dan komersial tumbuh 16,8% secara yoy menjadi Rp 66,3 triliun, pembiayaan konsumer tumbuh 17,6% menjadi Rp 119 triliun, pembiayaan gadai tumbuh 17,6% menjadi Rp 6,77 triliun, dan pembiayaan UMKM naik 9,8% menjadi Rp 40,1 triliun.
Hal ini membuat aset BSI ikut bertumbuh 4,6% menjadi sebesar Rp 319,8 triliun pada periode September 2023, dibandingkan dengan periode Desember 2022 sebesar Rp 305,7 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan juga disertai dengan perbaikan kualitas aset. Non performing finance (NPF) BSI turun ke level 2,21% dari 2,67% pada September 2022.
Dari sisi rasio keuangan, profitabiliti dari RoA juga mengalami peningkatan dari 0,28% menjadi 0,24%. Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menyebut bahwa, efisiensi juga suatu yang terus mengalami perkembangan yang baik, dimana BOPO mampu turun di level 74,02% dan menjadi 71,4%.
Sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 6,9% secara yoy menjadi Rp 272,11 triliun. "Opportunity kita masih banyak di bisnis funding, dengan progres sementara BSI merupakan bank nomor lima di antara bank umum, ini menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada bank syariah yang semakin membaik,” katanya.
Baca Juga: Bank BSI (BRIS) Raup Laba Rp 4,2 triliun Hingga Kuartal III, Melonjak 31%
Ade Cahyo menjelaskan, dengan melihat perkembangan terakhir, meskipun memang ada kenaikan suku bunga tetapi demand dari masyarakat masih sangat baik, dan yang sifatnya pembiayaan atau kredit mulai dari konsumer sampai dengan korporasi masih cukup besar. Hal ini membuat pihaknya optimis sampai akhir tahun loan growth bisa dicapai di kisaran 14%-16%.
"Itu sesuatu yang masih masih sangat positif untuk dicapai dan kami tentunya melihat bukan lagi sampai akhir tahun tetapi juga bagaimana di tahun depan loan growth kita akan seperti apa. Tapi rasanya demand-nya masih positif, dan sangat baik," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News