kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank syariah masih belum minati kartu kredit


Sabtu, 27 November 2010 / 10:13 WIB
Bank syariah masih belum minati kartu kredit
ILUSTRASI. House of Pug


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Bisnis kartu kredit di dalam perbankan syariah belumlah seramai di industri perbankan konvensional. Saat ini baru beberapa bank syariah saja yang memberikan fasilitas kartu kredit bagi nasabah yaitu BNI Syariah dan CIMB Niaga Syariah.

Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Yuslam Fauzi mengatakan, tahun depan pihaknya berharap juga bisa memberikan fasilitas semacam ini pada nasabah. "Inginnya sih tahun depan kami bisa menawarkan fasilitas kartu pembiayaan syariah pada nasabah. Namun itu masih sebatas keinginan karena Rencana Kerja dan Anggaran (RKAP) tahun depan masih disusun, ya tunggu saja seperti apa nantinya," paparnya.

Yuslam bilang, bank syariah itu harus bisa menyediakan semua produk yang dibutuhkan nasabahnya. "Kami menyadari kebutuhan kartu kredit tidak terlalu kuat. Tapi nasabah bank syariah itu kan juga sama nasabah bank konvensional kebutuhannya," paparnya.

Fasilitas ini untuk melengkapi kebutuhan nasabah. Ahmad Permana mengungkapkan kartu kredit syariah itu harus disokong oleh kekuatan infrastruktur kartu kredit konvensional.

Kalau saja bank syariah harus mengembangkan sendiri maka infrastrukturnya akan sangat mahal. Sebab, bank harus melakukan investasi sistem sampai dengan sumber daya manusia. "Kartu kredit syariah itu harusnya menjadi bagian kartu kredit konvensional bank tersebut," paparnya. Permana bilang, seandainya bank seperti BSM akan menerbitkan kartu kredit maka akan mahal karena urusan sistem harus dikembangkan sendiri.

Beda dengan bank syariah yang formatnya masih berupa Unit Usaha Syariah masih mungkin untuk menawarkan kartu kredit karena masih ada induk banknya sehingga biaya akan lebih murah. "Misalnya terkait dengan marketing program tinggal diexten di situ," ujar Permana. Jadi untuk PermataBank Syariah sendiri saat ini masih mempertimbangkan seberapa kuat kartu kredit konvensional yang dijalankan induk usahanya.

Permana mengatakan, kartu kredit itu pertumbuhan bisnisnya masih sangat kecil. Seandainya kartu kredit syariah mau tumbuh Rp 200 miliar, tidak mungkin dicapai dalam setahun. "Sebab memang butuh waktu. Sementara kalau tumbuh cepat akan berpengaruh pada negatif NPL," tandasnya. Jadi, menurut Permana, penerbitan kartu kredit syariah bukan alternatif yang harusnya dipilih bila ingin mempercepat akselerasi aset portfolio.

Demikian juga dengan BCA Syariah tahun depan belum akan masuk ke segmen kartu kredit. Presiden Direktur BCA Syariah Jhon Kosasih mengatakan, tahun depan pihaknya sudah punya rencana bisnis lain. "Tahun depan kami akan masuk ke sektor yang lebih produktif.," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×