kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank syariah menggenjot pendapatan komisi


Minggu, 26 Mei 2019 / 18:42 WIB
Bank syariah menggenjot pendapatan komisi


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah di tanah air mulai memacu pendapatan operasional (non interest income) guna menopang laba perseroan. Maklum, dibandingkan bank konvensional pendapatan operasional bank syariah memang masih sangat kecil.

Dari laporan Otorita Jasa Keuangan (OJK), sepanjang kuartal 1/2019 bank syariah cuma mampu meraih pendapatan operasional senilai Rp 2,33 triliun. Sementara bank konvensional bisa meraih pendapatan serupa Rp 136,95 triliun.

PT Bank Syariah Mandiri misalnya akan mendorong pendapatan operasional yang berasal dari pendapatan komisi (fee based income) melalui bisnis perseroan di samping penyaluran pembiayaan.

Fee based income kami ditopang dari Gadai Emas, administrasi tabungan, dan digital banking,” kata Direktur Risk Management and Compliance Bank Syariah Mandiri Putu Rahwidhiyasa kepada Kontan.co.id, Minggu (26/5).

Hingga kuartal 1/2019 sendiri, entitas anak PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ini disebut Putu telah meraih pertumbuhan pendapatan komisi sebesar 26,58% (yoy) dari Rp 248 miliar (Q1/18) menjadi Rp 314 miliar (Q1/19).

Untuk terus menopang pendapatan operasional, Putu bilang saat ini perseroan terus menyempurnakan platform mobile banking Mandiri Syariah untuk mendorong transaksi sehingga menghasilkan pendapatan komisi yang signifikan.

Strategi serupa juga akan ditempuh PT Bank BNI Syariah yang pada akhir Juni mendatang akan meluncurkan platform mobile banking perseroan. Saat ini, BNI Syariah sendiri masih mengandalkan platfrom digital banking dari induknya, yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Corporate Secretary BNI Syariah Rima Dwi Permatasari bilang kehadiran platfrom tersebut diharapkan mampu mendongkrak pendapatan komisi perseroan. Tak tanggung-tanggung, BNI Syariah telah menggelontorkan belanja modal teknologi informasi Rp 68 miliar, dimana alokasi terbesar akan digunakan unuk membangun platform tersebut,

“Tahun ini kami menargetkan bisa meraih pendapatan komisi senilai Rp 115 miliar dengan pertumbuhan 52% (yoy). Pendapatan komisi kami paling banyak disumbang dari administrasi tabungan, fee transaksional dari (kartu debit) Hasanah Card, hingga transaksi sehari-har seperti pembelian pulsa,” kata Rima pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×