kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,02   2,44   0.27%
  • EMAS1.357.000 -0,07%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank tidak serap habis ORI 014


Minggu, 22 Oktober 2017 / 14:34 WIB
Bank tidak serap habis ORI 014


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan mengaku telah berhasil menjual sebagian besar Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri 14 yang dipasarkan sejak 29 September hingga 19 Oktober 2017.

Kendati demikian, tidak seluruh bank berhasil menjual ORI sesuai dengan jatah yang ditetapkan pemerintah. Ambil contoh, PT Bank Mandiri (persero) Tbk yang mengungkap hanya 63% dari total jatah Rp 1,5 triliun yang berhasil diserap perseroan.

Senior Vice President Wealth Management Group Bank Mandiri Elina Wirjakusuma menyatakan ORI 14 diserap oleh hampir 2.000 nasabah.

"Kami tidak menyerap habis kuota yang diminta, baru terserap sekitar 63%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (20/10).

Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas bilang pencapaian pemesanan ORI 14 dari Bank Mandiri saat ini sudah mencapai Rp 952,74 miliar.

"Pencapaian pemesanan ORI dari Bank Mandiri only, belum termasuk dari Mansek (Mandiri Sekuritas) mencapai Rp 952,74 miliar," tuturnya.

Selain Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI juga antusias menawarkan ORI 14.

Kepala Divisi Wealth Management BNI Neny Asriany mengatakan sampai dengan akhir periode pihaknya sudah berhasil menjual ORI sebesar Rp 628,4 miliar dengan jumlah nasabah mencapai 1.619 orang. "Fee yang diperoleh sama di seluruh agen penjual, yaitu 0,35%," kata Neny.

Jumlah tersebut terbilang jauh dari target awal BNI yang mematok ORI 14 dapat terjual sebanyak Rp 2,1 triliun.

Tidak hanya pemain lama, pendatang baru yakni PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (Bank DKI) yang pertama kali ditunjuk menjadi agen penjual ORI pun merasakan hal yang sama.

Direktur Keuangan Bank DKI Sigit Prastowo menyatakan pihaknya hanya berhasil menjual ORI 14 sebanyak Rp 3 miliar. Jumlah ini cukup jauh dari target awal perseroan sebesar Rp 20 miliar.

Sigit menilai, rendahnya penyerapan ORI 14 dikarenakan masih belum membaiknya daya beli dan ekonomi masyarakat serta terlalu singkatnya waktu penjualan

"Mengingat waktu penjualan yang cukup sempit sekitar 3 minggu, hasil tersebut (Rp 3 miliar) cukup baik, namun ke depan akan terus kami tingkatkan," ujar Sigit.

Kendati hanya berhasil menjual ORI 14 dengan jumlah mini, Bank DKI mengatakan telah mendapatkan komisi sebesar 12,5 basis poin (bps) atau sekitar Rp 4 juta. Penjualan tersebut berasal dari lebih 50 nasabah Bank DKI yang tersebar di 24 cabang perseroan.

Sementara itu, PT Bank OCBC NISP Tbk justru berhasil melampaui target penjualan ORI 14 yang dipatok sebesar Rp 400 miliar hingga akhir periode penjualan.

Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan pihaknya berhasil menjual ORI 14 mencapai Rp 550 miliar.

"Jatah terjual semua, termasuk tambahan 10% yang diizinkan, total nilainya menjadi Rp 550 miliar," ujarnya.

Pun, nasabah yang menyarap ORI 14 melalui OCBC NISP tercatat sebanyak 550 nasabah. "Pendapatan komisi yang diperoleh sebesar 0,35% dari notional," tambah Parwati.

Sebagai informasi saja, berdasarkan rilis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), (27/9) silam, masa penawaran ORI014 akan berlangsung dari 29 September sampai 19 Oktober 2017.

Tanggal penjatahan obligasi ini pada 23 Oktober 2017 dan tanggal settlement pada 25 Oktober 2017.

Kupon ORI014 akan dibayarkan tanggal 15 setiap bulan. Pembayaran kupon pertama kali pada 15 November 2017.

Obligasi ini akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2020. Bagi investor yang tertarik, minimal pemesanan sebesar Rp 5 juta dengan nilai maksimal sebesar Rp 3 miliar.

Instrumen ORI014 dapat dibeli pada 19 agen penjual yang terdiri dari 18 bank dan 1 perusahaan efek.

Yaitu Citibank, N.A., PT Bank ANZ Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Commonwealth.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank HSBC Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank Mega Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Panin Tbk

PT Bank Permata Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Standard Chartered Bank, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Sekadar informasi, ORI adalah salah satu instrumen pemerintah yang mempunyai peran strategis dalam pembiayaan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). ORI juga menjadi alternatif investasi bagi masyarakat khususnya investor ritel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×