Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Bank Windu Kentjana International Tbk menargetkan memupuk modal hingga Rp 5 triliun dengan masuknya China Construction Bank (CCB). Modal sebesar itu diperkirakan akan tercapai dalam dua tahun hingga tiga tahun ke depan.
Suntikan modal sebesar itu sekaligus akan mengantarkan Bank Windu masuk dalam ke kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) III. Saat ini, Bank Windu masih bertengger di kelompok BUKU II dengan modal inti di kisaran Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,3 triliun.
Sebelum CCB masuk menjadi pemegang saham Bank Windu, terlebih dahulu Bank Windu akan mengakuisisi Bank Antar Daerah (Bank Anda). Merger dengan Bank Antar Daerah tersebut akan membuat permodalan Bank Windu meningkat menjadi Rp 1,5 triliun.
Baru setelah aksi pencaplokan Bank Anda selesai, CCB akan menjadi pemegang saham Bank Windu lewat mekanisme penerbitan saham baru atau rights issue senilai Rp 1 triliun.
Dari aksi rights issue tersebut, modal Bank Windu akan terdongkrak menjadi Rp 2,5 triliun. "Secara bertahap, CCB berkomitmen meningkatkan modal kami hingga Rp 5 triliun dalam dua hingga tiga tahun," tutur Johnny Wiraatmadja, selaku pemegang saham pengendali Bank Windu, akhir pekan lalu (18/9).
Catatan saja, amunisi pendanaan bank pembiayaan konstruksi dan infrastruktur asal China tersebut terbilang besar. Lihat saja, modal inti CCB mencapai 1,3 triliun remimbi dengan aset 18,2 triliun remimbi. CCB mengklaim diri sebagai institusi keuangan terbesar di dunia, dan bank komersial terbesar di negara asalnya.
Salah satu pekerjaan rumah CCB kelak bagi Bank Windu adalah menggenjot kemampuan penyaluran kredit. Hingga Agustus 2015, total kredit yang telah disalurkan Bank Windu tercatat sebesar Rp 7 triliun. Sesuai rencana bisnis bank (RBB), Bank Windu menargetkan menyalurkan kredit sebanyak Rp 7,5 triliun sampai akhir 2015.
"Selain memang industrinya melambat, kami juga lebih hati-hati dalam memberikan kredit di tengah kondisi ekonomi saat ini," ujar Luianto Sudarmana, Direktur Utama Bank Windu, Jumat (18/9). Oleh sebab itu, Bank Windu mengaku tidak terlalu agresif mengejar target. Yang menjadi fokus justru menekan rasio kredit bermasalah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News