Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan siap menggenjot pertumbuhan kredit konsumer tahun ini. Apalagi, diperkirakan memasuki kuartal II hingga kuartal III tahun ini permintaan kredit segmen konsumer bakal semakin deras.
Sejumlah bank pun optimistis kinerja kredit konsumer mampu terkerek naik tahun ini. Salah satunya PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim).
Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha mengungkapkan, Bank Jatim menargetkan kredit konsumer mampu meningkat hingga 12%. Salah satu pendorongnya antara lain akan meningkatnya kredit multiguna di kuartal III. "Kredit konsumer ditargetkan tumbuh 12% dan multiguna 10%. Di bulan Juni sampai September tren multiguna naik lebih tinggi," ujar Ferdian kepada Kontan.co.id, Minggu (29/4).
Gambaran saja, per kuartal I 2018 total kredit konsumer bank dengan kode saham BJTM ini tumbuh 11,62% menjadi Rp 22,25 triliun dibanding periode tahun sebelumnya Rp 19,93 triliun. Kualitas kredit konsumer pun terjaga dengan non performing loan (NPL) di level 0,65% nyaris tak banyak berubah dari tahun sebelumnya.
Porsi terbesar dipegang oleh kredit multiguna dengan outstanding Rp 18,36 triliun, tumbuh 6,9% yoy. Kredit multiguna juga menjadi andalan Bank Jatim, lantaran porsinya mencapai 58% dari total kredit.
Adapun, ticket size dari kredit multiguna antara lain sebesar Rp 80,6 juta. Selain kredit multiguna, kredit pemilikan rumah (KPR) Bank Jatim juga tumbuh 11,67% yoy menjadi Rp 1,8 triliun.
Senada, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja turut optimistis kredit konsumer masih berpotensi untuk digenjot. "Pada kuartal I 2018, kredit konsumer tumbuh 7% yoy. Utamanya didorong oleh pertumbuhan KPR. Diharapkan sampai dengan akhir tahun dapat tumbuh double digit," kata Parwati.
Meski begitu, sampai dengan pertengahan kuartal II 2018 ini, pihaknya masih belum melihat banyak permintaan untuk kredit konsumer.
Sebagai gambaran, pada kuartal I 2018 OCBC NISP mencatat realisasi kredit Rp 110,7 triliun dari Rp 94,5 triliun pada periode sebelumnya atau naik 17%. Berdasarkan jenis penggunaannya, porsi kontribusi kredit antara lain modal kerja 45%, kredit investasi 42% dan kredit konsumsi 13%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News