Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Bahkan S&P juga menyatakan dapat kembali menurunkan peringkat menjadi SD (selective default) jika pada September mendatang DMDT gagal mencicil bunga dan pokok sindikasinya yang diprediksi mencapai US$ 5 juta.
Baca Juga: Membaca penyebab Duniatex Group gagal bayar utang
Penurunan peringkat lebih rendah juga bisa diberikan S&P jika DMDT diikutsertakan dalam upaya restrukturisasi Duniatex Group menjadi peringkat D (default).
Nah, peringkat paling buncit alias status gagal bayar tersebut berpotensi besar diberikan pasalnya sumber Kontan.co.id bilang Duniatex Group kini telah menunjuk konsultan keuangan dari AJ Capital guna melakukan restrukturisasi. Pun beberapa kreditur DMDT mengakui hal serupa.
“Manajemen kami sudah bertemu dengan Duniatex Group untuk update informasi dan membahas rencana selanjutnya,” kata Corporate Secretary PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Hayunaji kepada Kontan.co.id, Rau (24/7).
Baca Juga: Duniatex gagal bayar, sejumlah bank yang jadi kreditur mulai merasa was-was
Kepada DMDT, bank syariah tertua ini memberikan fasilitas revolving yang hingga akhir 2018 masih ada outstanding senilai Rp 124,8 miliar dan akan habis penarikannya pada 19 April 2019. Sementara hingga Juni 2019 outstanding-nya telah kembali Rp 125 miliar.
Dari fasilitas ini sendiri, Bank Muamalat memegang jaminan berupa lahan DMDT yang tak digunakan serta jaminan pribadi dari Sumitro, pemilik Duniatex Group
“Kalau fasilitas revolving ketika dia mature akan kembali bergulir. Hingga Juni 2019, dan statusnya juga masih lancar atau kolektibilitas 1. Disamping rasio agunan yang kami miliki juga lebih dari 100%,” lanjut pria yang akrab disapa Iyun ini.
Baca Juga: Anak usaha Duniatex gagal bayar utang, industri tekstil memang sedang lesu