kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir berharap pendapatan bunga bertambah


Selasa, 09 Januari 2018 / 16:18 WIB
Bankir berharap pendapatan bunga bertambah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bankir menilai pendapatan bunga di tahun 2018 bakal mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya permintaan kredit. Meski begitu, peningkatan pendapatan bunga tersebut juga akan berpengaruh pada naiknya beban bunga.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk Suprajarto menilai, salah satu penopang permintaan kredit antara lain masih terbukanya ruang untuk penurunan suku bunga kredit di tahun 2018. Meski ada potensi penurunan, Suprajarto menyebut faktor penurunan suku bunga di tahun ini tidak akan sebesar di tahun 2018.

"Per 1 Januari 2018, BRI sudah memiliki tiga SBDK single digit yaitu korporasi, ritel dan konsumer KPR (kredit pemilikan rumah), kondisi tersebut memungkinkan untuk mendorong pertumbuhan kredit," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (9/1).

Melihat tren tersebut, bank nomor wahid di Indonesia optimistis pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) akan dapat meningkat. Sayangnya, Suprajarto enggan menyebutkan target NII di tahun ini.

"Pertumbuhan NII masih cukup bagus di tahun 2018 karena akan tetap dijaga antara suku bunga dana dan suku bunga pinjaman," ujarnya.

Tidak hanya mengandalkan pendapatan bunga sebagai mesin pencetak laba, tahun ini perseroan juga berencana untuk mendorong pertumbuhan pendapatan non bunga (fee based income) dan efisiensi melalui implementasi digital banking.

Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan bulan November 2017 BRI mencatat kenaikan pendapatan bunga sebesar 8,14% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 89,47 triliun.

Sementara itu, laju beban bunga tercatat lebih rendah dibanding pendapatan bunga yakni hanya tumbuh 7,58% yoy menjadi sebanyak Rp 25,25 triliun. Dus, NII perseroan mengalami peningkatan menjadi Rp 64,22 triliun atau tumbuh 8,36% dibandingkan posisi tahun lalu sebesar Rp 59,26 triliun.

Senada dengan Suprajarto, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja memproyeksikan di tahun 2018 pendapatan dan beban bunga akan naik lebih besar dibandingkan periode tahun 2017. Meski begitu, bank swasta terbesar ini mengharapkan, meski pendapatan dan beban bunga cenderung naik, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) akan terjaga di level yang sama dengan tahun 2017.

"Pendapatan bunga dan beban bunga sama-sama bisa naik. Persennya (kenaikannya) tidak erlu dijaga, kalau persen lebih kecil tapi bisa menambah volume maka ujungnya profit bisa besar juga," tutur Jahja.

Asal tahu saja, berdasarkan laporan keuangan bulanan yang dirilis November 2017 lalu, BCA membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 45,77 triliun. Perolehan tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,48% secara yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, beban bunga perseroan justru naik cukup tinggi sebesar 18,61% yoy menjadi Rp 10,56 triliun per November tahun lalu, dibandingkan posisi tahun sebelumnya yang mencapai Rp 8,9 triliun. Sementara, pendapatan bunga bersih tumbuh hanya 3,3% yoy menjadi Rp 35,2 triliun.

Sebagai tambahan saja, berdasarkan hitungan Kontan terhadap lima bank besar, pendapatan bunga lima bank terbesar tumbuh lebih rendah dibandingkan beban bunga. Sampai dengan November 2017, pendapatan bunga lima bank besar naik 5,43% menjadi Rp 255,43 triliun.

Sementara beban bunga justru tumbuh 8,46% menjadi Rp 77,63 triliun dibanding periode bulan November 2016 yang mencapai Rp 71,58 triliun. Adapun, pendapatan bunga bersih lima bank besar tersebut mengalami kenaikan 4,05% yoy menjadi Rp 177,9 triliun per November 2017.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×