kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bankir optimis fee based income di kuartal I tumbuh double digit


Rabu, 13 Maret 2019 / 21:18 WIB
Bankir optimis fee based income di kuartal I tumbuh double digit


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan optimis pendapatan non bunga atau fee based income akan mengalami pertumbuhan double digit sepanjang kuartal I 2019. Maklum, dalam perjalanan dua bulan pertama capaian sejumlah bank berjalan dengan baik terutama yang berkaitan dengan transaksi recurring income.

Optimisme tersebut salah satunya datang dari PT Bank Negara Indonesia Tbk. Bank dengan kode emiten BBNI tersebut memproyeksi dapat meraih pertumbuhan recurring income dua angka di triwulan pertama tahun ini didorong dari transaksi berulang perbankan.

"Untuk posisi awal tahun 2019 ini, fee based income kami tumbuh cukup menggembirakan terutama yang berasal dari transaksi recurring perbankan. Namun untuk fee yang terkait risiko pasar dan pergerakan kurs memang relatif belum banyak berubah dari kondisi akhir tahun 2018, namun rasanya ini dialami semua bank." kata Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta pada Kontan.co.id, Rabu (13/3).

Sampai penghujung tahun 2019, BNI juga tetap menargetkan fee based income tumbuh di atas 10%. Untuk mencapai target tersebut, bank pelat merah ini akan fokus menggenjot pendapatan recurring income terutama dari peningkatan volume dana pihak ketiga (DPK), kredit, dan kenaikan volume transaksi yang didukung layanan berbasis digital.

Sementara pendapatan komisi yang akan didorong berbasis aktivitas bisnis adalah kartu di sektor konsumen dan fee transaksi trade finance untuk sektor bisnis banking. Tahun lalu, BNI mencatatkan pertumbuhan pendapatan non bunga sebesar 5,2% yoy yaitu dari Rp 11,04 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 11,61 triliun.

Adapun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memperkirakan bisa mencapai pertumbuhan fee based income 12%-14% sepanjang kuartal I tahun ini. Direktur Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo mengatakan, realisasi pendapatan komisi bank BUMN ini selama Januari-Februari masih sejalan dengan target tahunan mereka.

Tahun ini, BRI menargetkan fee based income tumbuh sekitar 12%-14%. Menurut Harus, bisnis yang akan jadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan non bunga tahun ini akan datang dari transaction banking seperti trade finance dan dari e-channel seperti layanan ATM, mobile/internet banking serta agen Brilink.

BRI tahun lalu membukukan pertumbuhan laba bersih 11,6% menjadi Rp 32,4 triliun. Hal tersebut ditopang oleh pendapatan berbasis komisi yang tumbuh 22,7% menjadi Rp 23,4 triliun dari setahun sebelumnya.

PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) juga menargetkan pertumbuhan fee based income dua digit tahun ini. "Tahun lalu fee based income kami tumbuh 15%. Tahun ini targetnya juga sama." kata Direktur Konsumer Bank Bukopin Rivan Achmad Purwantono.

Pendapatan berbasis komisi tersebut diantaranya didapat dari kartu kredit yang menyumbang sekitar 25% tahun lalu, wealth management dan mutual 15%, e-channel dan public service, dan lain-lain.

Untuk mendorong pendapatan berbasis komisi, Bank Bukopin juga terus melakukan pengembangan layanan. Teranyar, bank ini meluncurkan sistem pembayaran berbasis QR code pada aplikasi Wokee.

Dengan kehadiran layanan tersebut, ditargetkan pendapatan dari e-channel dan public service bisa meningkat dan menyumbang 15% ke total fee based income mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×