Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan ekonomi akibat tekanan pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 tidak membuat lesunya permintaan kredit baru tetapi penarikan fasilitas kredit perbankan juga melambat. Akibatnya, jumlah kredit menganggur di bank atau fasilitas kredit yang belum ditarik (undisbursed loan) mengalami kenaikan selama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Namun, seiring pelonggaran PSBB dan roda perekonomian mulai bergerak kembali, permintaan kredit baru maupun penarikan terhadap fasilitas kredit sudah mulai ada walaupun belum menggeliat.
Baca Juga: Bangkok Bank jadi inspirasi Cathay tingkatkan saham di Bank Mayapada
Bank BNI meyakini undisbursed loan akan mengalami penurunan karena saat ini perseroan sedang fokus melakukan ekspansi pada Kredit Modal Kerja (KMK) guna menggerakkan sektor riil pasca pelonggaran PSBB.
"Dengan dilakukannya penyaluran cpada KMK maka otomatis undisbursed loan akan mengalami penurunan. Di BNI undisbursed loan berada pada posisi 8%-10% dari total pinjaman yang diberikan," kata Herry Sidartha, Direktur Utama BNI pada Kontan.co.id, Rabu (15/7).
Namun, Herry tidak merinci bagaimana perbandingan posisi fasilitas kredit yang belum ditarik itu dengan periode yang sama tahun lalu. Menurutnya, dengan bergeraknya sektor rill maka kredit konsumer dan kredit investasi akan mengalami pertumbuhan.
Untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional, BNI menargetkan pertumbuhan kredit 4%-5% tahun ini yang difokuskan menyasar sektor-sektor padat karya serta bagi debitur yang berorientasi ekspor.
Baca Juga: Begini pertumbuhan transaksi LinkAja di bank Himbara
Sementara Bank Mandiri mencatatkan jumlah fasilitas kredit yang belum ditarik per Mei sebesar Rp 182 triliun. Ini meningkat 11% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.